Seandainya Semua Kampung Asri Seperti Ini

Tuntas sudah proses penilaian delapan nominasi RT paling green and clean yang dilakukan oleh Klub Tunas Hijau. Kemarin mereka menilai lima RT peserta program Surabaya green and clean. Ini melengkapi tiga RT yang sudah dinilai Jumat (20/5) lalu.Kesimpulan dari hasil penilaian itu, seluruh kampung sudah melakukan manajemen lingkungan dengan baik. Partisipasi dan kemauan warga kampung dinilai bisa terus melanggengkan sikap cinta lingkungan di masa depan.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Klub Tunas Hijau Dimas Erlangga usai mengelilingi lima kampung tersebut. Menurutnya, secara umum warga kampung tersebut sudah menata lingkungannya dengan baik. ”Mereka melaksanakan penghijauan dan mengelola kebersihan dengan baik pula,” tuturnya.

Ini terbukti dari kondisi nyata yang terlihat di setiap kampung itu. Semuanya asri dan bersih. Warga pun secara konsekuen menjaga lingkungan kampungnya itu. Misalnya tidak membuang sampah sembarangan. Ini diketahui lewat tes kecil yang dilakukan oleh Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2005 yang juga ikut menilai.

Di setiap kampung, tim penilai membagikan permen secara random. Setelah itu, anak-anak yang meneriman permen diberi beberapa pernyataan. Misalnya menanyai rasa permen dan sebagainya. Lalu, diam–diam anak-anak kampung itu dipantau. Apakah mereka membuang sampah sembarangan atau tidak. ”Ternyata mereka membuangnya di tong sampah. Atau, jika tidak, memasukan bungkus permen itu ke saku,” tambah Dimas. Salah satu hal yang diamati oleh tim penilai adalah mengenai partisipasi warga. Dimas mengatakan bawa di setiap kampung pasti ada satu atau dua orang yang mampu menjadi motor. Namun, lambat laun perilaku cinta lingkungan dari motor itu bisa mengerakkan seluruh warga kampung.

Apalagi, bukan kali ini kampung-kampung itu meraih predikat bersih dan hijau. Beberapa kampung malah sudah terkenal sebagai basis penghijauan sejak dekade 1990-an,” Artinya perilaku cinta lingkungan itu sudah turun temurun disana” ujar Dimas.

Inilah yang membuat tim penilai salut. ”Ah, seandainya semua kampung di Surabaya seperti ini” kata Dimas berandai-andai. Situasi kampung yang bersih itu juga bisa segera dirasakan oleh warga lain yang bertandang di kampung tersebut, terutama di kampung-kampung bersih itu.

Satu hal yang dipandang belum dikelola dengan baik adalah kemampuan warga untuk mengurangi volume sampah.” Misalnya, berusaha mengurangi konsumsi barang-barang yang berpotensi menjadi sampah,” kata Dimas.