Susuri Sungai sambil Pungut Sampah
Teklek kecemplung kalen, nek Sampeyan jek melek oko mbuwak sampah nang kalen. Parikan ini dibawakan oleh anak-anak Klub Tunas Hijau dalam aksi cinta lingkungan di sepenggal Kalimas Surabaya, Minggu, 20 Nopember 2005.
Aksi dimulai pukul 09.00 dari Novotel ke bendungan Jagir Wonokromo kembali lagi ke utara dan finish di Jembatan BAT Ngagel. Aksi susur sungai itu menggunakan dua perahu dayung tradisional. Sekitar 40 orang menjadi penumpangnya. Tampak pula Ny. Dyah Katarina, istri Walikota Surabaya.
Mereka memunguti sampah sambil berperahu. Kebanyakan sampah non organik, seperti kaleng dan plastik, serta batang-batang pepohonan. Hampir dua jam dua perahu itu hilir mudik. Hasilnya, enam karung sampah yang mereka angkat dari sungai.
Kegiatan pagi itu tidak hanya memunguti sampah. Sesekali mereka menepi untuk berdialog dengan warga sekitar. Aktivis Klub Tunas Hijau, yang sebagian besar anak-anak dan remaja tentu lebih memilih berdialog dengan anak-anak. ”Jangan buang sampah di sungai, ya,” begitu rata-rata pesan mereka.
Pesan tersebut, juga disampaikan dalam bahasa Suroboyoan dan bahasa Madura. Bahasa Suroboyoan seperti Ojo’ Mbuwak Sampah Nang Kali Po’o Rek!!. Sedangkan bahasa Madura seperti Je’ Muang Bu Rombuh e’ Songai.
Tentu saja aksi ini memancing kerumunan warga di sekitar sungai. Para orang tua pun tak ketinggalan ikut berdialog. ”Dari situ kami bisa mengetahui permasalahan warga di sekitar sungai,” kata Happy, Pangeran Lingkungan Hidup 2005.
Selama aksi berlangsung, anak-anak tersebut banyak menemui perilaku orang-orang sekitar Kalimas yang sangat buruk. Diantaranya, mereka yang menganggap Kalimas sebagai tempat sampah raksasa dimana mereka bisa dengan seenaknya membuang sampah ke sungai itu. Juga mereka yang membuang kotoran (berak) di Kalimas sementara tidak jauh dari mereka yang berak, ada orang-orang yang mencuci pakaian, mandi dan menggunakan air Kalimas untuk kebutuhan sehari-hari.
Terkait aksi ini, Happy berharap, tidak lama lagi Kalimas benar-benar bisa menjadi sungai kebanggaan warga Surabaya. “Semoga tidak lama lagi kesan jorok di Kalimas sudah tidak ada lagi. Seperti halnya di Australia, semoga Kalimas bisa menjadi daya tarik wisata dan memiliki nilai jual tinggi,” kata Pangeran Lingkungan Hidup 2005 I Dewa Putu Adhika Happy Putra dengan optimis.