Tanam Bakau di Awal Tahun 2006
Anak-anak Klub Tunas Hijau punya cara tersendiri dalam menyambut datangnya tahun baru 2006. Alih–alih menonton sunrise di tempat romantis, mereka memilih untuk menyongong sang surya di muara Kali Wonokromo. Disana, mereka menanam 420 bibit Mangrove (bakau).
Aktifitas itu sudah dimulai sejak pukul 04.30. Saat hari masih gelap gulita, sebanyak 12 pencinta lingkungan itu sudah menyusuri sungai dari kawasan medokan semampir dengan sebuah perahu tradisional bermotor.
Mereka menuju ke timur, ke arah muara. ”Kami kan menuju arah matahari terbit. Jadi inilah cara kami menyongsong terbitnya matahari baru ” terang koordinator acara Aris Sulistiyanto dari Young ’Eco’ People Klub Tunas Hijau.
Setibanya di lokasi, ratusan bibit mangrove ini langsung ditanam di pantai. ”Kondisi pantai cukup memprihatinkan,” kata Aris. Menurut dia vegetasi di pantai itu tergolong rusak. Seharusnya kawasan tersebut menjadi hutanmangrove yang berfungsi untuk mempertahankan ekosistem pantai.
Untuk itulah para remaja itu menyempatkan diri menanam bakau disana.”Pohon itu bantuan dari Bapedal Jatim” ujarnya. Sebenarnya, ada ribuan pohon yang disumbangkan. Tetapi, pihaknya mengaku tak mau gegabah dalam menanam pohon bakau. Aris mengatakan, ratusan bibit pohon yang ditanam itu, juga berfungsi sebagai perintis dan test case proses penanaman selanjutnya. Ada 2 jenis mangrove yang ditanam, yaitu: Tinjang dan Api–api. Proses itu dapat membuat membaiknya ekosistem pantai itu. Dan dapat menjadi tempat berkembangnya berbagai jenis burung pantai. Misalnya, bangau dan kuntul. (bez)