Panggung Boneka Lingkungan Hidup di SDN Keputih 245 Surabaya

Klub Tunas Hijau kembali memainkan panggung boneka pada sosialisasi tentang pentingnya kebersihan dan pepohonan, Jumat, 17 Februari 2006 di SDN Keputih 245 Surabaya. Tidak jauh berbeda dengan penampilan panggung boneka pertama, 10 Februari, pada panggung boneka kali ini, Doraemon kambali menjadi anak yang malas menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan lebih banyak berduet dengan Miki, Doraemon dikisahkan sempat kebingungan ketika hendak membuang sampah. Setelah melihat kanan dan kiri, namun tidak nampak ada tempat sampah, akhirnya Doraemon membuang sampahnya di sekitar tempatnya berada. Perbuatan Doraemon tersebut spontan membuat Miki marah besar. Miki serta merta menasehati Doraemon bahwa membuang sampah sembarangan sangat tidak baik. Namun, karena Doraemon keras kepala, tetap saja nasehat Miki tidak didengar oleh Doraemon.

Tapi, Doraemon lantas berubah sikap setelah Miki mengajak Doraemon dan para siswa SDN Keputih 245 Surabaya untuk melihat dampak kebiasaan membuang sampah sembarangan. Dampak-dampak tersebut disampaikan Miki dalam bentuk slide-slide foto kondisi Kota Surabaya yang menjadi kotor.

Apalagi setelah Miki mencoba membandingkan keadaan Kota Surabaya dengan Kota Tokyo di Jepang. Doraemon menjadi menyesal karena selama ini telah membuang sampah sembarangan. Penyesalan Doraemon ini pun mendapat applaus dari para siswa yang menyaksikan pertunjukannya. Apalagi setelah Doraemon mau berjanji untuk menggunakan sakunya untuk tempat sampah sementara. 

”Kebiasaan memungut sampah dan plastik-plastik bekas pembungkus juga kami sosialisasikan kembali kepada anak-anak ini,” kata Yusie Rossita, koordinator pendidikan lingkungan hidup Klub Tunas Hijau.

Kemudian, aktivis Klub Tunas Hijau menjelaskan warna pada tempat sampah yang lazim digunakan di Kota Surabaya. ”Tempat sampah warna biru untuk sampah organik, sedangkan tempat sampah warna kuning untuk sampah non-organik,” kata Yusie Rossita.

Bukan itu saja, solusi mencari wadah pengganti plastik pembungkus es juga disampaikan. ”Kita kan dapat memakai gelas tanpa harus memperbanyak plastik pembungkus, yang ujung-ujungnya dibuang juga,” kata Yusie Rossita.

Sebelum pertunjukan boneka ini dimulai, para aktivis KTH mengajak para siswa untuk memungut sampah non organik yang ada di sekitar sekolah. ”Namun, bersih-bersih akhirnya dilakukan di tepi jalan. Meningat kondisi halaman sekolah sudah bersih, bahkan tidak nampak ada sampah yang dibuang sembarangan oleh warga sekolah,” kata Yusie.

Di akhir sesi sosialisasi, setelah mendapatkan penjelasan dari Miki dan Doraemon tentang perilaku ramah lingkungan hidup, para siswa membuat komitmen. Komitmen Bersih dan Hijau yang dibuat para siswa peserta ini, menurut Yusie, diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka di sekolah.

Komitmen Siswa SDN KEPUTIH 245

1.     Memilah sampah organik dan non-organik di sekolah

2.      Membuang sampah pada tempat yang sesuai.

3.      Memanfaatkan lahan kosong di halaman sekolah dengan pepohonan

4.      Merawat tanaman yang ada di sekolah

5.      Membersihkan selokan minimal seminggu sekali

6.      Membersihkan kamar mandi sekolah minimal seminggu sekali

7.      Mengadakan kerja bakti sekolah seminggu sekali

8.      Tidak mencoret dinding dan meja sekolah

9.      Membersihkan kaca/jendela seminggu sekali

10.    Menjadikan saku sebagai tempat sampah sementara.

11.    Tidak makan jajanan yang mengandung pengawet berbahaya.

12.    Mengingatkan penjual makanan di sekolah untuk membawa kantong sampah dan membuang sampah pada tempatnya.

13.    Menghemat listrik. Mematikan lampu jika tidak diperlukan.

14.    Menghemat air

15.    Tidak menggunakan plastik minuman. Tetapi menggunakan gelas untuk minuman tanpa sedotan.