Longmarch Peringati ‘Wafatnya’ Tetes Air
Dari hari ke hari keberadaan air bersih di perkotaan seperti Surabaya semakin langka. Untuk itulah, sebagai rangkaian peringatan Hari Air se-dunia, sekelompok siswa SMA yang tergabung dalam Young Eco People Klub Tunas Hijau menggelar kampanye air dengan aksi teatrikal di seputar Taman Bungkul Surabaya, Jumat, 24 Maret 2006.
Aksi diawali dengan mengusung sebuah keranda yang diatasnya terdapat sebuah boneka kardus berbentuk setetes air berukuran raksasa. Sekitar 60 remaja yang hamper semuanya mengenakan busana serba hitam itu meneriakkan yel-yel berbunyi air…air…air. Sebagian dari mereka juga membawa poster-poster bertuliskan berbagai imbauan peduli air bagi kehidupan.
Untuk menegaskan keprihatinan mereka, di bawah keranda terpampang spanduk bertuliskan Telah wafat setetes air bersih yang terakhir. Di kanan kiri keranda diapit dua remaja putri yang membawa keranjang berisikan bunga tabor sambil mengenakan kerudung hitam tanda duka cita.
Mereka yang terlibat pada aksi ini berasal dari SMAN 3, SMAN 7, SMAN 9, SMA 17 Agustus dan SMA Barunawati Surabaya. Aksi ini merupakan bentuk penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya keberadaan air bersih bagi kehidupan sehari-hari.
Keranda setetes air bersih tersebut dibawa long march dari Taman Bungkul sampai traffic light di depan Masjid Al Falah (sekitar 1 kilometer) lalu putar balik ke Taman Bungkul. Aksi teatrikal yang dilakukan untuk lebih menggambarkan sikap masyarakat terhadap keberadaan air bersih tersebut dalam dua sesi. Sesi pertama mengangkat tema Penggunaan Air Secara Tidak Bijak dan sesi kedua bertema Sulinya Cari Air Bersih di Surabaya.