AKSI NYATA BERSIHKAN PANTAI

Kepedulian terhadap lingkungan memang harus ditanamkan sejak dini. Itulah yang dilakukan SD Ciputra  bekerja sama dengan Klub Tunas Hijau kepada anak didiknya. Dengan menggandeng SDN Sukolilo 250 dan SD Muhammadiyah 9, mereka membersihkan pantai Kenjeran pada 7 April 2006.

Dengan peralatan sapu dan tas plastik, 45 anak memunguti sampah yang berserakan di pinggir pantai. Mereka juga tidak ragu memungut sampah menggunakan tangan. Meski cuaca panas menyengat, semua murid yang duduk di kelas enam tersebut tetap antusias. Menurut Lucky C. Subadi, salah satu guru SD Ciputra, kegiatan bersih-bersih pantai itu merupakan yang pertama dilakukan sekolahnya.

Dia menjelaskan, ide kegiatan yang dimulai pukul 09.00 tersebut murni berasal dari murid-murid. Sebelum ke lapangan, murid-murid SD Ciputra berdiskusi dengan murid-murid SD Sukolilo 250 dan SD Muhammadiyah 9 yang tinggal di kawasan pantai Kenjeran. Diskusi tersebut difasilitasi oleh Klub Tunas Hijau. Kemudian, mereka diajak membersihkan pantai bersama-sama.

Lucky mengungkapkan, misi aksi bersih pantai itu untuk membuat perubahan. Bukan hanya pada lingkungan, namun juga pada murid. Yakni agar murid lebih mengenal ekosistem pantai termasuk kerusakan yang timbul akibat ulah manusia.

Selain itu, diharapkan kegiatan tersebut akan menyadarkan masyarakat agar lebih menghargai kebersihan. ”Anak kecil saja bisa melakukan aksi seperti itu, apalagi orang tua,” ujarnya.

Ditemui terpisah, Tri Utami, guru SD Muhmammadiyah 9, menyatakan sampah yang berserakan di pantai Kenjeran tidak lain disebabkan masyarakat kurang menyadari arti penting kebersihan. Kebiasaan jelek seperti membuang sampah sembarangan secara tidak langsung akan diikuti murid-murid SD yang kebanyakan tinggal di wilayah pantai Kenjeran.

”Kalau dilarang membuang sampah di laut, mereka akan bertanya balik, kalau tidak dibuang di laut, sampah dibuang di mana lagi?”, ungkapnya prihatin. Utami menyambut positif program sister school yang digagas SD Ciputra.

Sutiyoso, guru SD Sukolilo 250 juga menyambut positif program bersih-bersih pantai tersebut. Sutiyoso mengharapkan muridnya bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing. ”Kalau para orang tua tidak bisa berubah, kita bisa mulai dari anak-anaknya,”ungkapnya.

Dia menceritakan, pihaknya ingin melakukan program pendidikan lingkungan secara mandiri, namun terkadang terhalang kendala sarana dan prasarana. ”Kami berharap kegiatan semacam ini bisa berlangsung terus.” tegasnya.