Kenalkan Pentingnya Hutan Kota

Perilaku cinta lingkungan harus ditanamkan sejak usia dini. Itu pula yang dilakukan SD Ciputra dan Klub Tunas Hijau, 18 April 2006.
Sebanyak 84 siswa kelas 2 SD Ciputra diajak berkeliling mengunjungi hutan kota yang ada di Surabaya. Mereka dibagi empat kelompok dan setiap kelompok didampingi satu pembimbing dari Tunas Hijau.
“Materi tiap kelompok berbeda. Yang pasti, semua mengenai manfaat hutan kota bagi lingkungan hidup,” kata Presiden Klub Tunas Hijau Mochamad Zamroni.
Rombongan itu kemarin juga mampir di hutan kota yang berada di sepanjang setren Kalimas, Jalan Ketabangkali Surabaya. Disana, para siswa diajak untuk memahami pentingnya hutan kota.
Bram Azzaino, pemandu kelompok pertama, menjelaskan pentingnya hutan bagi kehidupan sebuah kota. Untuk memudahkan pemahaman siswa, Bram menggunakan alat peraga berupa tanah berukuran 20 x 20 sm. Tanah pertama ditumbuhi rumput, sedangkan satunya tanpa rumput atau tanaman. “Nah, kita coba sirami dua tanah itu dengan jumlah air yang sama,” kata Bram.
Ternyata air terserap ke dalam tanah yang penuh rumput. Namun, sebaliknya, terjadi erosi pada tanah yang tidak ada tanaman atau rumputnya. “Tanah kota ini akan mengalami erosi bila tidak ada tanaman atau hutan kotanya seperti pada peraga ini,” ucapnya Bram.
Kelompok kedua dipandu Sugeng, yang menjelaskan fresh air. Dia mencoba membandingkan kadar oksigen saat di jalan dan di bawah pohon. “Ayo Adik-Adik, mana yang udaranya lebi enak; di pinggir jalan atau di bawah pohon?” ucap Sugeng. Setelah membandingkan, anak-anak kelomopok tersebut sepakat menjawab lebih enak di bawah pohon. “Di bawah pohon lebih dingin hawanya. Lebih enak,” kata Richard Hartanto, salah seorang siswa.
Materi kelompok ketiga yang dipandu Adetya Firmansyah juga menggunakan alat peraga berupa tanah. Dia mencongkel tanah yang penuh rumput. Lalu, memperlihatkan bagian dalam tanah tersebut yang banyak tersembunyi cacing dan beberapa hewan lain. Sementara itu, di dalam tanah yang gersang sama sekali tidak ada hewannya. “Selain itu, daerah yang subur tanamannya banyak disinggahi burung dan kupu-kupu,” kata Adetya. “Ini menunjukkan bahwa tanah yang penuh dengan pohon menarik perhatian binatang-binatang. Kondisi tersebut sangat bagus untuk rotasi kehidupan,” tambahnya.
Materi kelompok keempat yang dipandu Yusi Rossita adalah imagine the forest. Anak-anak diajak duduk bersila di tanah sambil memejamkan mata. Anak-anak diajak ke hutan kota yang sejuk, banyak tumbuh bunga dan binatang.
Zamroni mengatakan, acara itu sangat membantu pemahaman anak-anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup “Bila sejak kecil sudah paham, ketika dewasa tak akan menjadi perusak lingkungan hidup,” kata Zamroni.