Penilaian Kecamatan Terkotor
Klub Tunas Hijau menjadi koordinator penilaian kecamatan terkotor di Kota Surabaya. Bersama Pemerintah Kota Surabaya, PKK dan Jawa Pos, penilaian kecamatan terkotor tersebut dilaksanakan selama 3 hari, 6 – 8 Mei 2006.
Menurut Presiden Klub Tunas Hijau Mochamad Zamroni, koordinator juri, kecamatan paling kotor memang memenuhi criteria yang ditetapkan oleh penyelenggara, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
“Dua kali kami mendatangi tempat itu. Dan, kecamatan itu memang layak menyandang gelar paling kotor,” kata Zamroni.
“Kriteria untuk meraih gelar terkotor diukur dari tingkat kesehatan masyarakat di kawasan tersebut. “Yang kami lihat adalah aspek puskesmas dan penderita diare,” ujarnya. Selain itu, mereka memelototi sistem saluran air sebagai cermin tingkat kesadaran masyarakat pada sanitasi.
Bukan hanya itu. Tim penilai juga mengamati kelurahan sebagai garda terdepan pemerintah dalam pelayanan kesehatan dan kebersihan. “Ternyata, kelurahan di sana hanya berfungsi sebagai tempat mengurus surat-menyurat,” kata Zamroni. Ditegaskan, pihak kelurahan kurang total dalam membina masyarakat menuju kehidupan yang lebih bersih dan sehat.
Selain itu, tim penilai juga memilih tiga kecamatan terbersih di Kota Surabaya. Tiga kecamatan terbersih tersebut adalah kecamatan Jambangan, Gubeng dan Tenggilis Mejoyo.