Bermain Lingkungan di Hari Anak Nasional
Sedikitnya 400 siswa SD bersama Klub Tunas Hijau bermain Ular Tangga ‘Lingkungan Hidup’ Raksasa secara massal pada peringatan Hari Anak Nasional tanggal 22 Juli 2006. Enam Ular Tangga berukuran 3 x 3 meter dan satu permainan Ular Tangga berukuran 4 x 4 meter dihadirkan di komplek SDN Kaliasin I, II, III dan IV Surabaya.
Pada permainan Ular Tangga ’Lingkungan Hidup’ RAKSASA ini, tubuh anak-anak yang terlibat pada permainan, yang berfungsi sebagai bidak. Anak-anak ini diminta melangkahkan kaki mereka pada kotak sesuai dengan angka yang ditunjukkan oleh dadu raksasa ukuran 50 x 50 Cm.
Tidak hanya permainan ular tangga raksasa bertema lingkungan hidup yang dihadirkan pada peringatan hari anak ini. Kwartet (kartu bergambar) lingkungan hidup juga dihadirkan pada peringatan ini. Begitu juga dengan panggung boneka tangan ’lingkungan hidup’.
Semua permainan anak-anak bertema lingkungan hidup itu khusus dibuat oleh aktivis Klub Tunas Hijau menyikapi minimnya media permainan bagi anak-anak yang mengandung unsur pendidikan khususnya pendidikan lingkungan hidup. ”Kami sangat prihatin melihat permainan yang beredar di masyarakat, khususnya permainan anak–anak, sangat jarang yang mengandung unsur pendidikan tentang lingkungan,” ujar Afif selaku koodinator kegiatan Hari Anak Nasional Klub Tunas Hijau.
Melalui permainan ini, anak-anak diajak lebih peduli pada lingkungan hidup dengan mau melakukan tindakan nyata. Misalnya mau menjadikan saku sebagai tempat sampah sementara. Kedepannya, anak-anak tersebut juga diajak untuk memulai membuat proyek lingkungan hidup.
Khusus permainan Ular Tangga ’Lingkungan Hidup’ Raksasa yang dimainkan secara massal oleh ratusan siswa tersebut, setiap kotaknya berisi pesan-pesan sederhana untuk pelestarian lingkungan hidup. Ular tangga ini merupakan perpaduan permainan ular tangga dan monopoli yang sudah mengakar di kehidupan masyarakat kita. Gambar karikatur bertema serta pesan–pesan lingkungan hidup juga hampir menghiasi setiap kotaknya.
Para siswa SDN Kaliasin I, II, III dan IV juga diajak untuk mengikuti workshop mini beberapa proyek lingkungan hidup yang dibuat oleh aktivis remaja Klub Tunas Hijau. Diantaranya adalah Pot Raling atau Pot Tanaman Ramah Lingkungan. Pot ini dibuat dari serabut kelapa yang biasanya dibuang begitu saja oleh para penjual kelapa. Juga ada beberapa proyek lain yang ikut seperti proyek kompor tenaga surya, pembuatan kompos dari sampah-sampah dapur, dan nursery block untuk pembiakan tanaman.