Kemah Ijo “Hutanku, Masa Depanku”
Rasa lelah berpeluh keringat di tengah teriknya panas mentari seakan tak terasa karena tertutupi perasaan puas dan bangga karena bisa membuat aksi nyata penyelamatan hutan. Hal inilah yang tergambar di setiap wajah peserta tanam pohon massal hari itu, Sabtu, 27 Januari 2007. Tanam pohon massal ini diikuti peserta yang terdiri dari berbagai kalangan. Mulai anak SD, siswa SMP, siswa SMA, anggota pencinta alam, serta karang taruna sejumlah 500 orang juga merupakan peserta Kemah Ijo 2007.
Mereka bersama-sama menanam 5.000 bibit pohon cemara dan mahoni di lahan seluas sekitar 10 hektar. Hanya dalam tempo waktu tidak lebih dari 3 jam, 4000 bibit telah tertanam rapi. Padahal cuaca saat itu cukup terik. Belum lagi lokasi penanaman yang naik turun cukup memberikan kesulitan tersendiri bagi peserta. ”Aduh, capek juga nih. Tapi asyik juga karena bisa partisipasi buat hutanku,” ujar Imam salah seorang peserta dari SMP.
Penanaman tersebut merupakan salah satu agenda kegiatan dari pelaksanaan KEMAH IJO 2007 dengan tema Hutanku, Masa Depanku. Penanaman hutan ini merupakan kerjasama antara Saka Wanabakti Pacet dengan Klub Tunas Hijau yang dilaksanakan 26-28 Januari 2007, di Desa Nogosari, Pacet, Mojokerto.
“Kemah Ijo ini merupakan upaya agar generasi muda mau peduli dengan pelestarian lingkungn hidup terutama dengan kondisi hutan di kawasan Pacet. Mengingat di Pacet ini sudah semakin banyak hutan yang gundul, jadi sangat perlu untuk ditanami kembali,” kata Anang dari Wanabakti Pacet sekaligus ketua pelaksana kegiatan Kemah Ijo ini.
Selain tanam pohon, malam harinya ada acara pentas seni dimana muncul kembali penampilan ludruk lingkungan dari tim Tunas Hijau dan Wanabakti Pacet. Kemah Ijo ini ditutup dengan kampanye lingkungan tentang penyelamatan hutan pada minggunya. Kampanye yang mengelilingi perkampungan penduduk ini cukup membuat heboh, mengingat banyaknya media interaktif yang digunakan untuk menyuarakan penyelamatan hutan.
Media tersebut diantaranya poster, spanduk, dan teaterikal tentang penebang yang tertangkap. Hal ini ditambah lagi dandanan yang dipakai peserta yang cukup beraneka ragam. Dandanan yang dikenakan mulai dari kostum ala kerajaan, badut, bidadari, setan, sampai anak punk juga ada. Masing-masing mengekspresikan bentuk kepedulian terhadap lingkungan dengan caranya masing-masing.