MENTERI LINGKUNGAN HIDUP AUSTRALIA BARAT KUNJUNGI TUNAS HIJAU

Pagi itu, kami berangkat dari Surabaya sekitar pukul 10 pagi. Perjalanan menuju PPLH memerlukan waktu kurang lebih 2 jam. Sesampainya di sana, ternyata acara belum dimulai. Sambil menunggu acara dimulai, kami makan siang serta menyiapkan slide yang akan digunakan untuk acara nanti. Kami juga menyiapkan komik, album, serta permainan ular tangga lingkungan yang akan kami berikan kepada Menteri Lingkungan Hidup Australia Barat, Tony McRae. Kami juga sempat memainkan ular tangga lingkungan ukuran raksasa yang telah kami siapkan dengan teman-teman.

Sekitar pukul 3 sore, rombongan Menteri Lingkungan Hidup Australia Barat datang. Ternyata Direktur Perdagangan Australia untuk Indonesia juga datang mendampingi Menteri. Untuk menyambut rombongan Menteri, berbagai kue-kue dan minuman khas jawa disuguhkan. Di restoran itulah Menteri bersama kami memulai percakapan dengan Menteri. Kami berbincang-bincang tentang pengalaman kami sewaktu mengikuti konferensi lingkungan di Perth.

Begitu juga Menteri bercerita tentang berbagai perubahan yang ada di Perth sekarang. Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan selama ini juga kami ceritakan, seperti pembuatan hutan kota, komik, ular tangga, serta album lingkungan yang telah kami buat. Sebagai kenang-kenangan, kami memberikan 2 edisi komilk lingkungan kita serta album dan ular tangga yang telah kami buat. Menteri juga berpesan bahwa apa yang telah kami lakukan di sini akan menteri ceritakan kepada anak-anak Australia barat.

Acara selanjutnya bertempat di Hall pertemuan. Saat itu hari tengah gerimis, sehingga kami tidak bisa bermain ular tangga di luar. Oleh karena itu, kami bersama para rombongan langsung menuju ke hall tempat acara dimulai. Sambutan pertama diberikan dari pihak PPLH, Tunas Hijau Club, serta Menteri sendiri. PPLH menampilkan slide tentang apa saja program yang telah mereka lakukan dan bagaimana mereka mengajak masyarakat untuk ikut serta di dalamnya. Nah, giliran Tunas Hijau Club menampilkan slide tentang program yang telah kami lakukan selama ini serta tentang Paguyuban Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup. Sambil memutar slide, kami juga bercerita tentang keadaan kota Surabaya tempat kita tinggal.

Setelah pemutaran slide usai, giliran Menteri Lingkungan Hidup Australia Barat bercerita dan menjelaskan bagaimana keadaan negaranya saat ini. Saat ini, Australia tengah dilanda Travel Warning, yaitu larangan untuk berpergian ke Indonesia sementara. Sebenarnya, ia juga amat menyayangkan hal tersebut karena dengan begitu maka akses antara Australia dan Indonesia akan sedikit terganggu. Terutama bagi anak-anak, maka sangatlah sulit bagi kami untuk mengajak anak Australia mengunjungi negara Indonesia saat ini. Menteri juga bercerita bagaimana keadaan sungai di sana.

Ternyata, mereka juga mempunyai masalah yang berkaitan dengan sungai, yaitu tumbuhan alga yang menutupi sebagian permukaan sungai akibat dari limbah pertanian. Karena itulah, ekosistem sungai pun terganggu. Menteri juga bercerita begitu pentingnya menjaga dan melestarikan hewan yang rawan punah serta menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Bagaimana dan apa saja yang dilakukan oleh anak-anak di Australia Barat untuk menjaga lingkungan juga diceritakan. Apa yang mereka lakukan di sana ternyata tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang kami lakukan  di sini. Seperti menanam pohon, hemat air, serta melakukan kampanye-kampanye lingkungan lainnya.

Tidak terasa, kami telah berbicara cukup banyak dengan Tony. Dalam akhir acara, menteri mengingatkan lagi pentingnya peduli terhadap lingkungan serta ucapan terima kasih atas kesempatan untuk saling berdiskusi dan bertukar pikiran. Menteri berharap akan kembali mengunjungi Indonesia dan Surabaya pada kesempatan berikutnya.

Hari sudah mulai gelap pada saat itu, tetapi hujan belum juga berhenti. Sebelum pulang kami bersama yang lain berfoto bersama Tony dan mengajarkannya cara bermain ular tangga lingkungan hidup yang kita buat. (Oleh Putri Lingkungan Hidup 2003 Nastiti Puspitosari)