Pemuda Osaka – Jepang Kunjungi Tunas Hijau

Tunas Hijau kedatangan tamu spesial dari Osaka, Jepang. Hanako Yasuda dan Reo Nakano adalah mahasiswa Perguruan Tinggi Osaka, Jepang, mengunjungi Klub Tunas Hijau yang bermarkas di Semolowaru Indah I Blok T-9 Surabaya. Kunjungan kedua pemuda Jepang tersebut dalam rangka pertukaran informasi lingkungan, pendidikan dan kebudayaan. Markas Tunas Hijau pun menjadi terasa istimewa karena digunakan tempat bermalam kedua pemuda Osaka itu selama di Surabaya.

”Perkenalkan nama saya Reo…Reo Nakano,” sapa Reo dengan Bahasa Indonesia. ”Dan saya Hanako Yasuda….panggil Hana saja,” sahut Hana dengan Bahasa Indonesia juga. Walaupun bahasa Indonesia mereka berdua kurang, tapi mereka berusaha mengenalkan diri kepada aktivis Tunas Hijau dengan bahasa Indonesia. ”Kami datang kesini untuk belajar tentang Indonesia termasuk bahasanya. Percuma datang jauh-jauh tapi kami berbicara pakai bahasa yang sering kami pakai,” kata Reo.

Selama 2 minggu, mereka diajak berkeliling Kota Surabaya. Mulai dari Pantai kenjeran, Kebun Binatang Surabaya, Mall, sampai wisata kuliner mereka kunjungi yakni ’Sego Sambel’ Dharmawangsa, Soto Ayam Arif Rahman Hakim, Soto Ayam Semolowaru, Nasi Goreng, Mie Goreng, Depot ’All You Can Eat’ Henika Klampis, Bebek Goreng Galaxi Mall dan Minuman Degan Muda Pantai Kenjeran Surabaya. Tidak hanya mencicipi masakan Indonesia yang ditemui, beberapa kali mereka juga memasak makanan Jepang untuk aktivis Tunas Hijau, seperti sushi.

Bukan hanya keliling Kota Surabaya, kedua pemuda Jepang ini juga diajak berkegiatan lingkungan hidup di beberapa sekolah di Surabaya. Sekolah-sekolah yang mereka kunjungi bersama Tunas Hijau pun cukup banyak. Ada SMP Negeri 16, SD YPPI  I Donokerto dan SDN Manyar 2. Seperti yang dilakukan pada 24 Februari 2007, mereka ikut sosialisasi lingkungan hidup di SD Negeri Manyar 2 Surabaya bersama mahasiswa KKN Unair Surabaya.

Pada sosialisasi di SDN Manyar 2 tersebut mereka berbagi informasi tentang kebiasaan anak-anak Jepang terhadap sampah. Awalnya banyak siswa yang tidak merespon mereka karena kendala bahasa. Tetapi, kemudian salah satu aktivis Klub Tunas Hijau menjadi penerjemah bahasa Jepang. Selama sosialisasi, kedua pemuda Jepang tersebut juga membagikan souvenir berupa kartu Jepang. ”Sangat menyenangkan bisa datang ke sini, benar-benar pengalaman baru buat kami berdua,” ujar Hana.

Hana dan Reo juga menyempatkan diri mengunjungi kampung binaan Tunas Hijau di Tanah Kali Kedinding Surabaya. Kedatangan Reo dan Hana di kampung Tanah Kali Kedinding pun menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat setempat. Dengan serta merta masyarakat keluar rumah menyambut kedatangan Reo dan Hana. Tidak hanya itu, masyarakat juga dengan bangga menunjukkan upaya pelestarian lingkungan hidup yang selama ini mereka lakukan bersama Tunas Hijau. Pengolahan sampah organik menjadi kompos salah satunya.

Ada yang menarik saat Reo dan Hana mengikuti penyuluhan lingkungan hidup di Benowo, Surabaya Barat bersama Tunas Hijau dan mahasiswa KKN Unair. Saat itu Reo menyatakan tertarik dengan salah satu badge Tunas Hijau dan berkeinginan memilikinya. Mengetahui keinginan Reo tersebut, aktivis senior Tunas Hijau Zamroni bermaksud memberikan badge yang diinginkan Reo. Namun, Zamroni seketika itu memberitahu Reo bahwa badge tersebut dulunya hanya diberikan pada individu yang ikut serta dalam Bersih-Bersih Pantai Kenjeran. Setelah mendapat penjelasan itu, Reo pun berinisiatif mengumpulkan sampah-sampah yang tercecer di lokasi. Setelah sampah terkumpul banyak, Reo pun menyatakan bahwa dia layak mendapat badge itu.

Kunjungan Reo dan Hana ke Indonesia kali ini bukan yang pertama. Pada September 2006, mereka juga datang ke Jawa Timur dalam rangka program pertukaran pemuda Jawa Timur-Osaka. Selanjutnya pada Oktober dan Nopember 2006, selama 2 minggu, aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni berkesempatan ke Osaka sebagai tindak lanjut program pertukaran pemuda tersebut. Kebetulan program pertukaran pemuda Osaka – Jawa Timur tahun 2006 adalah lingkungan hidup. (Adetya ’Black’ Firmansyah)