8 dari 10 Pohon Difungsikan Sebagai Media Iklan
Tunas Hijau bersama Nadya Women Center mengadakan workshop lingkungan bertajuk ’No Trees No Future’, Minggu, 15 April 2007 di Nadya Women Center. Pada workshop ini Tunas Hijau memberikan penjelasan kepada 40 pelajar SD dan SMP peserta workshop tentang pentingnya keberadaan pohon bagi kehidupan manusia. Selama 120 menit, KTH memberikan gambaran kondisi pohon yang berada di sekitar mereka.
”Pernahkah teman-teman melihat pohon yang bersih tanpa ada paku yang menancap di batangnya?,” tanya Adetya, mengawali jalannya workshop tersebut. Serentak peserta pun mengatakan, ”Tidak.” Peserta pun lantas diberi beberapa rekaman foto tentang pohon-pohon yang dengan kondisi sangat memprihatinkan karena kejahilan tangan manusia. Diantaranya ada pohon yang batangnya penuh dengan tutup botol minuman dan pohon yang dibakar. Ada juga pohon yang batangnya berlubang. ”Bagaimana seandainya itu terjadi pada tubuh kita? Apa yang akan kita dirasakan?” tanya Adetya.
Peserta juga diajak mengamati kondisi pohon yang berada di sepanjang jalan semeru Kota Malang. ”Kita berusaha mengajak mereka mengerti bahwa kondisi pohon saat ini seperti ini,” kata aktivis Tunas Hijau Nizam, seraya menunjuk batang pohon yang banyak sekali tertancap paku dan papan reklame.
Nizam juga menjelaskan bahwa sekitar 60 miliar pohon di Indonesia yang ditebang dan dibakar dalam 50 tahun terakhir. ”Saat ini diperkirakan jumlah pohon yang tersisa di Indonesia tinggal 100 miliar pohon. Kalau ini tidak dijaga kelestariannya maka dalam waktu 30 tahun ke depan Indonesia tidak akan memiliki hutan lagi,” kata Nizam.
Setelah mengamati kondisi pepohonan sekitar, peserta yang dibagi menjadi beberapa kelompok ini diminta membuat kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut ditemukan bahwa hampir 8 dari sepuluh pohon difungsikan menjadi media promosi oleh manusia. ”Hampir 8 dari 10 pohon ada pakunya,” ujar Graha, salah satu peserta workshop.
Workshop ini merupakan program bulanan yang diadakan oleh Nadya Women Center bersama Tunas Hijau. ”Semoga dari kegiatan ini makin banyak anak-anak yang sadara betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan” ujar dr. Prita Muliarini, Direktur Nadya Women Center yang juga mengikuti jalannya kegiatan tersebut. (Adetya ’Black’ Firmansyah)