Malam Mingguan Bersama Ular Tangga

Sabtu malam, merupakan saat-saat yang ditunggu oleh sebagian anak muda di Surabaya. Pada hari itu, banyak  remaja Kota Surabaya keluar keliling Kota Surabaya bersama pacar mereka masing-masing. Sungguh aktivitas yang mengasikkan. Tapi lain halnya dengan para remaja yang tergabung dalam Klub Tunas Hijau, di saat teman-teman mereka sedang menikmati malam minggu bersama pujaan hati, mereka lebih memilih bermalam mingguan bersama anak-anak kampung sekaligus mengkampanyekan pelestarian lingkungan.

”Rek, ayo kumpul ada ular tangga raksasa,” ujar Windu, kepada teman–temannya yang sedang bermain kelereng. Sabtu,7 April 2007 KTH  membuat heboh kampung Kedinding II Surabaya, dengan permainan ular tangga raksasanya. Begitu ular tangga raksasa ukuran 5 x 5 meter digelar, seketika anak-anak kampung yang tadinya asyik bermain kelereng bergerombol mengitari ular tangga tersebut. ”Siapa yang mau main, cari teman sebanyak 4 orang,” ujar Edi, aktivis Tunas Hijau mengawali kegiatan tersebut.

Aturan mainnya seperti biasa. Pemain harus melemparkan dadu kemudian mengikuti angka yang ditunjuk dadu tersebut. ”Peserta juga harus membaca informasi yang berada dalam kotak tempat peserta itu berhenti,” jelas Ageng, aktivis KTH.

Pada akhir kegiatan, peserta diajak untuk mereview tentang inti dari permainan ular tangga tersebut. ”Siapa yang tau, isi dari ular tangga yang tadi dimainkan?” tanya Sugeng, kepada peserta yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah dasar. Dengan serta merta beberapa anak mengangkat tangan mencoba menjelaskan pesan yang ada dalam beberapa kotak ular tangga yang diingatnya.

Pada akhir kegiatan, KTH dan 50 anak kampung Kedinding mengadakan kampanye dadakan. Mereka mengitari kampung dengan menyuarakan agar tidak membuang sampah di sembarang tempat. ”Jangan buang sampah sembarangan ya Bu,” kata Teguh kepada ibu-ibu yang sedang asyik menyapu halaman rumahnya. ”Walaupun hanya permainan biasa, saya yakin mereka mengerti apa yang menjadi tujuan kita bersama,” ujar aktivis senior Tunas Hijau Sugeng. Kegiatan ini juga digelar di kampung Bulak Banteng Surabaya.

Rencananya selama bulan April KTH, setiap Sabtu malam Minggu KTH akan turun ke kampung– kampung untuk kampanye pelestarian lingkungan melalui permainan ular tangga raksana. ”Biasanya malam minggu identik dengan kencan dengan pacar. Tapi, kita akan membuat tradisi baru yakni bermalam minggu bersama anak-anak kampung untuk bermain ular tangga bersama,” ujar Sugeng sambil tertawa. (Adetya ’Black’ Firmansyah)