Tunas Hijau Ajak Hambat Pemanasan Global !!

Bola dunia berukuran besar tampak terpanggang api unggun raksasa di depan Taman Bungkul Surabaya, 19 April 2007 sore. Di sampingnya terlihat malaikat maut berwajah seram dan membawa sabit, seolah-olah siap mencabut nyawa bumi tersebut. Tiba-tiba sepuluh orang berdandan ala tentara, polisi, pejabat, dokter, guru, petani, pengusaha dan anak sekolah datang mengitari malaikat maut dan mengelilingi Taman Bungkul sembari menggotong bola dunia berukuran kecil. Mereka berjalan sambil menyanyikan yel-yel, ”hentikan pemanasan global ”, ”stop global warming”, ”selamatkan bumi kita”.

Puluhan anak mengikuti di belakang mereka. Anak-anak itu menggotong kain putih sepanjang 100 meter yang dipenuhi pesan penyelamatan lingkungan hidup dari lebih 500 anak di seluruh Jawa Timur. Gambar bumi yang rusak akibat pemanasan global juga dipamerkan. Sementara puluhan anak lainnya membentang poster berisi gambar dan anjuran untuk menghentikan pemanasan global.

Itulah suasana peringatan Hari Bumi yang dirayakan Klub Tunas Hijau sore itu yang dipusatkan di Taman Bungkul Surabaya. Sekitar 100 orang aktivis dari organisasi pecinta lingkungan hidup ini turun ke jalan. Sebagian diantara mereka berdandan aneh untuk menarik perhatian para pengendara di Jalan Raya Darmo Surabaya. Tak ayal, laju kendaraan pun sedikit terhambat karena para pengendara tertarik melihat aksi mereka.

”Pengguna jalan secara tidak langsung mengakibatkan pemanasan global. Asap kendaraan bermotor mereka menambah karbondioksida yang mengakibatkan efek rumah kaca. Makanya, kami mengadakan aksi ini agar mereka melihatnya,”ujar Dony Kristiawan, penanggung jawab kegiatan.

Menurut Dony, tema pemanasan global dipilih untuk aksi damai itu karena tingkat bahaya pemanasan global sangat tinggi. Efeknya sudah mulai dirasakan beberapa tahun terakhir ini. Misalnya, pergantian musim yang tidak menentu, perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam, serta mulai tengelamnya beberapa pulau akibat luapan air laut yang disebabkan melelehnya es di kutub.

Dia berharap para pengguna jalan yang melihat aksi mereka turut menjaga lingkungan dan bumi sehingga pemanasan global tidak bertambah parah. ”Tiap orang mau menghemat energi, saya yakin pemanasan global dapat dihambat,”jelasnya.

Tidak hanya itu, melalui kampanye ini Tunas Hijau juga membagikan cara-cara praktis untuk menghambat pemanasan global. Cara-cara itu diantaranya berjalan kaki atau bersepeda jika jarak tempuh dekat, memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah untuk pepohonan, mematikan peralatan listrik jika tidak diperlukan, membawa tas belanja sendiri dari rumah dan mengolah sampah organik menjadi kompos di tiap-tiap rumah.