Joanni Tirtowidjaja Dilantik Sebagai Pahlawan Ozon

Apa yang dilakukan Joanni Tirtowidjaja, siswi kelas 4 SDK Santa Theresia I Surabaya, patut dicontoh oleh siapapun. Tidak terkecuali anak-anak sebayanya. Meski masih berusia 10 tahun, Joanni telah berbuat sesuatu yang nyata untuk menyelamatkan lapisan Ozon bumi. Tidak dengan pergi keluar angkasa dan menambal lapisan Ozon yang tipis dan berlubang. Melainkan dia bersikap cukup kritis terhadap penggunaan barang yang mengandung bahan perusak Ozon.

Sikap kritis Joanni Tirtowidjaja itu pun membuat bangga teman-temannya siswa dan guru di SDK Santa Theresia I Surabaya. Perasaan bangga itu pun dilakukan siswa lain dan guru sekolah dengan menceritakan ulang apa yang telah Joanni lakukan untuk melindungi Ozon kepada orang lain. Karena sikapnya tersebut, Joanni Tirtowidjaja mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Ozon oleh Klub Tunas Hijau, organisasi lingkungan hidup by kids and young people.

Penghargaan sebagai Pahlawan Ozon itu disampaikan oleh Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Surabaya Togar Arifin Silaban setelah pelantikan kader Adiwiyata SDK Santa Theresia I Surabaya, 13 Juni 2007. ”Saya ikut merasa bangga dengan upaya yang telah dilakukan Joanni Tirtowidjaja dalam menyelamatkan lapisan Ozon,” kata Togar Silaban, di sela-sela penyerahan penghargaan Pahlawan Ozon.

Ceritanya Joanni dan satu orang siswa sekolah itu, Clara,  mewakili Kota Surabaya untuk mengikuti Kemah Hijau yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup di Taman Buah Mekarsari, Bogor, Jawa Barat, 30 Mei – 3 Juni 2007. Pada waktu istirahat makan bersama peserta lain, Joanni mendapat konsumsi dengan kemasan sterefoam. Seketika itu Joanni melihat pada bagian belakang pembungkus makanan sterefoam tersebut. Betapa kagetnya Joanni, ketika tidak ada sama sekali logo ramah Ozon pada pembungkus sterefoam tersebut.

Seketika itu Joanni mengatakan pada teman-teman di sekitarnya bahwa pembungkus makanan ini tidak ramah Ozon. ”Tidak sepantasnya Kemah Hijau atau Kemah Lingkungan Hidup ini menggunakan pembungkus makanan yang tidak ramah Ozon dan tidak ramah lingkungan hidup seperti ini,” kata Joanni kepada teman-teman di sekitarnya. Joanni pun lantas menemui panitia untuk menyampaikan protesnya.

Ketika itu Joanni juga mengisahkan bahwa di sekolahnya, SDK Santa Theresia I Surabaya, semua pembungkus makanan menggunakan daun pisang. ”Tidak ada sama sekali makanan yang dibungkus dengan menggunakan plastik dan streoofoam, apalagi streofoam yang mengandung bahan perusak Ozon seperti ini,” kata Joanni.