Penyuluhan Lingkungan Hidup Katar Desa Nogosari, Pacet
Thoyib, kepala Desa Nogosari, Pacet, berharap agar generasi muda di di desanya peduli lingkungan hidup. ”Sudah seharusnya generasi muda yang harus berperan aktif untuk kelestarian hutan dan sumber air, dengan melakukan tindakan nyata. Setidaknya demi masa depan desa yang menjadi kampung halaman kita,” kata Thoyib, pada penyuluhan lingkungan hidup yang diikuti oleh 70 anggota karang taruna, 21 – 22 Juni 2007.
Selama penyuluhan, peserta dihadapkan pada berbagai macam permainan yang membutuhkan kekompakan team, misalnya permainan tali listrik. Pada permainan tali ini mereka harus melewati tali dengan ketinggian tertentu dengan tangan tetap bergandengan dalam satu team. ”Aduh Mas, aku nganti jungkel-jungkel tapi yo seneng, timku menang (Aduh Kak, saya sampai terjungkal-jungkal, tapi senang, timku pemenangnya),” ungkap Hamdi yang pada permainan kali ini kelompoknya menjadi pemenang.
Malam harinya, peserta mendapatkan pengetahuan tentang konsumsi berkelanjutan. Penyampaian materi ini dilakukan dengan permainan ’makan kacang’, yang tiap kelompok mendapat sejumlah kacang. Dengan aturan pada hitungan ketiga setiap peserta dalam kelompok masing-masing harus makan kacang. Yang menarik, banyak kelompok yang langsung menghabiskan kacang yang dibagikan. Padahal pada putaran kedua kacang dibagikan sesuai dengan jumlah yang tersisa. Alhasil, kelompok yang kacangnya habis tidak mendapatkan tambahan lagi.
Berbeda dengan kelompok yang menyisakan kacangnya, mereka segera dapat mengambil kesimpulan bahwa semakin berhemat maka tambahan kacang yang diperoleh semakin banyak. ”Andai setiap butir kacang adalah sebatang pohon, dan manusia memerlukan pohon. Jika pohon habis lantas dengan apa pohon akan tumbuh kembali, ada yang mempunyai pendapat,” terang Sukri pada saat memberikan evaluasi permainan.
Dengan dipandu aktivis-aktivis Tunas Hijau Club, kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari satu malam di balai Desa Claket ini bertujuan untuk menginformasikan kondisi terkini lingkungan hidup secara global dan menginformasikan juga aktifitas-aktifitas manusia yang berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. ”Perlu pendampingan secara berkala hingga anggota karang taruna bisa menjadi penggerak perbaikan lingkungan di dusun masing-masing. Penyuluhan ini hanyalah awal yang harus didukung oleh semua pihak, terutama aparatur desa,” ungkap Ganang Sudiyono, aktivis Tunas Hijau.