Peringati Hari Anak Nasional, KTH Bagi 500 Balon

Klub Tunas Hijau membagikan 500 balon pada anak-anak dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional, Minggu, 22 Juli 2007. Kegiatan tersebut diadakan di dua tempat yang berbeda yakni Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo dan Taman Bungkul Surabaya.

Sore hari, beranggotakan 30 aktivis anak-anak dan remaja pecinta lingkungan, KTH  membagikan sekitar 200 balon untuk pasien anak-anak yang berada di ruang anak RSUD dr. Soetomo Surabaya. Tidak nampak sedikitpun rasa jijik sedikitpun pada benak aktivis KTH saat memasuki ruang. Seperti yang ditunjukan oleh aktivis cilik KTH bernama Fernanda Novelia. Meskipun masih kelas 1 SMP, dia nampak bersemangat membagikan balon serta komik lingkungan KTH. ”Halo Adik, bagaimana kabarnya hari ini? Cepet sembuh ya. Jangan lupa makan dan minum obat,” ujar Nanda, seraya memberikan balon dan komik kepada pasien anak yang masih berusia 5 tahun.

Antusias keluarga pasien yang dirawat terhadap kegiatan tersebut cukup mengejutkan benak para aktivis KTH. Sebagian dari aktivis berpikir bahwa keluarga pasien adalah orang-orang yang terkena musibah. ”Apa mau menerima kedatangan aktivis KTH,” tanya Satuman pada teman-teman aktivis lainnya.

Pikiran takut itu segera hilang setelah melihat raut muka senang dan gembira keluarga pasien saat KTH membagikan balon dan komik lingkungan. Bahkan ada salah satu aktivis cilik KTH Joanni Tirtowidjaja yang berkali-kali pipinya dicubitin ibu-ibu yang sedang menunggu anak-anak mereka. ”Mereka anak-anak hebat. Masih kecil sudah sangat peduli terhadap sesama,” ujar Sumiati, salah satu orang tua pasien yang sudah berada disana selama 3 bulan.

Pada malam harinya, KTH membagikan 300 balon kepada anak-anak di Taman Bungkul Surabaya. Kegiatan tersebut banyak mengundang perhatian pengunjung Taman Bungkul Surabaya malam itu. Aktivis KTH pun dibuat kewalahan oleh antusias anak-anak yang berebut balon. Bisa dibayangkan, kurang dari 15 menit 300 balon KTH yang sudah mengembang pun berpindah tangan pada 300 anak pengunjung Taman Bungkul. ”Luar biasa, belum pernah kami kegiatan di kerumuni orang sebanyak ini. Itu pun masih banyak dijumpai anak-anak yang menangis karena tidak kebagian,” ujar Taufik, aktivis KTH yang tercacat sebagai mahasiswa Institute Informatika Indonesia Surabaya.

Taufik juga menjelaskan kegiatan ini sebagai wujud kepedulian terhadap anak-anak dengan berbagi keceriaan dan kebahagiaan pada Hari Anak Nasional, yang diperingati setiap 23 Juli. Taufik juga berharap  anak-anak lebih mendapat kasih sayang dari orang tua. ”Masih banyak di beberapa sudut lampu merah di kota ini, anak-anak yang meminta-minta. Sementara tidak sedikit orang tua mereka malah asyik mengisi TTS tidak jauh dari mereka,” ujar Taufik.(Adetya ’Black’ Firmansyah)