Ratusan Pohon Ditebas, Demi Jalan Seruas…
Jalan sejuk dengan ratusan pohon dengan usia lebih setengah abad, pembangunan ruas jalan pengganti, daftar kerusakan lingkungan yang makin panjang, harga mahal yang tak terbayarkan. Berikut laporan Aktivis Senior Tunas Hijau Sugeng saat melintasi Jalan alternatif Krian, Prambon, Pungging, Mojosari yang semua pohon di pingirnya ditebang.
Seperti rutinitas yang dilakukan pada minggu-minggu sebelumnya, kami bertiga, saya, Ganang, dan Sukri melakukan perjalanan menuju Pacet, Mojokerto, desa yang berketinggian di 1000 m dpl (di atas permukaan laut) untuk pelaksanaan program pendampingan masyarakat dengan tujuan perlindungan hutan dan sumber air yang dilaksanakan sejak November 2006.
Setiap kali berkegiatan, jalan alternatif Krian, Prambon, Pungging, Mojosari, Pacet, hingga ke Trawas inilah yang selalu menjadi jalan idola. Dengan alasan utama, karena jalan ini terasa sejuk, dengan ratusan pohon asam jawa, sono, randu, bulu, beringin dengan perkiraan telah berusia puluhan tahun. Ini terlihat dengan kondisi fisik pohon yang rata-rata berdiameter lebih dari 80 cm dengan ketinggian lebih dari 15 meter.
Apalagi pohon asam jawa, pohon yang terkenal dengan pertumbuhannya yang lamban, terlihat eksotis dengan bentuk batang yang sangat khas. Keseluruhan pohon-pohon ini membentuk kanopi alami yang memayungi badan dan bahu jalan. Tidak berlebihan bagi kami bila jalan ini adalah jalan idola. Mungkin juga bagi pengguna jalan lainnya. Hal senada juga diungkapkan pengguna jalan lain yang kami temui pada saat istirahat di tengah perjalanan.Mereka mengungkapkan jalan Krian- Trawas adalah jalan yang paling asri.
Sedikit kemacetan pada pertengahan perjalanan, tepatnya di ruas Jalan Prambon. Ketika melewati titik kemacetan, kami sungguh tercengang, sebuah pohon asam jawa sedang ditebang. Demikian juga dengan pohon-pohon lainnya. Sungguh, kami tidak memperhatikan pada perjalanan-perjalanan sebelumnya. Dan sekarang baru sadar bahwa sedang dilakukan penebangan ratusan pohon sepanjang kanan-kiri bahu jalan pada ruas Jalan Krian, Prambon, hingga ke pertigaan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Mungkin hal yang sama juga sedang terjadi di ruas Jalan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, hingga ke Japanan, mengingat pada pertigaan Mojosari kami harus lurus ke arah Pacet. Hal ini terkait dengan imbas luapan lumpur panas di ruas jalan utama Porong, Sidoarjo hingga diperlukan jalan pengganti dengan membelokkan arus lalu lintas dari Malang membelok ke kiri, masuk ke Japanan, Ngoro, Mojosari, Prambon dan Krian.
Sepanjang perjalanan ke arah tujuan yang ada hanya sebuah tanda tanya besar, mengapa keberadaan pohon yang harus dikorbankan? Tidak adakah satu teknologi, perencanaan pembangunan jalan, rencana pelebaran jalan, rencana ruang tata kota, master plan, atau apalah namanya yang sedikit memberikan ruang untuk keberadaan pohon-pohon ini yang nyata-nyata penting bagi kehidupan, termasuk manusia.
Mungkin pemikiran-pemikiran yang ada ”di kepala-kepala” para petinggi pembuat keputusan ini adalah semua demi kebaikan manusia. Bagus memang, tapi kapan mereka memikirkan demi kebaikan lingkungan.
Saat perjalanan pulang, iseng kami membuat perkiraan sederhana (yang kemungkinan besar jauh dari kenyataan). Dengan menggunakan speedometer sepeda motor, kami mencoba menghitung jumlah pohon untuk tiap 100 meter dengan lokasi ruas jalan yang berbeda di sepanjang ruas Jalan Mojosari hingga Krian. Rata-rata mengasilkan 30-40 pohon. Bahkan di ruas-ruas lainnya banyak pohon yang ditanam dua lapis. Dengan panjang jalan Mojosari hingga Krian 12 Km, maka hasilnya sungguh membuat kami untuk menggelengkan kepala, 3600-4800 pohon di sepanjang ruas Jalan Mojosari hingga Krian dengan berbagai jenis dan ukuran terancam ditebang untuk pembuatan jalan pengganti ruas Jalan Porong.
Perkiraan dampak penebangan pohon pun langsung menggantung di benak kami. Sungguh suatu harga yang terlalu mahal dan tak tergantikan, kerusakan lingkungan jangka panjang yang diakibatkan, dengan manfaat yang didapatkan. Pantas bila bumi makin panas, jika demi jalan yang hanya seruas semua pohon yang ada ditebas.