Bazar Ramah Lingkungan, Minum Pun Menggunakan Gelas Bambu
Bazar sekolah tidak selalu identik dengan sampah non organik yang banyak dihasilkan. Seperti di SMA Negeri 11 Surabaya, Sabtu (18/8), sampah non organik yang dihasilkan pada bazar sekolah ini nyaris tidak ada. Maklum, setiap stan penjual yang merupakan perwakilan kelas, diminta tidak menjual makanan dan minuman dengan menggunakan kemasan non organik. Fenomena ini nampak beda dari kebanyan bazar yang seringkali diadakan.
Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Surabaya Togar Arifin Silaban pun menyempatkan hadir menyaksikan kegiatan ini. Menurut Togar, pendidikan peduli lingkungan hidup harus diterapkan melalui kegiatan apa saja. ”Bisa dengan mengajak siswa melakukan penanaman pohon untuk hutan sekolah. Bisa juga dengan menerapkan peraturan yang berpihak pada lingkungan hidup. Seperti pada peraturan pada bazar sekolah ini,” kata Togar Arifin yang didampingi Kepala SMA Negeri 11 Surabaya Komari.
Togar juga mengatakan bahwa lingkungan yang bersih dan hijau sudah menjadi kebutuhan setiap sekolah. ”Suasana bersih dan hijau bisa membantu siswa dalam proses belajar di sekolah. Apalagi, sebenarnya ketentuan hidup bersih sudah diajarkan pada setiap agama. Islam misalnya, mengharuskan umatnya untuk berwudlu guna membersihkan diri sebelum sholat. Ajaran agama ini harus diterapkan secara mendalam pada kehidupan sehari-hari,” kata Togar pada tim lingkungan hidup dan beberapa guru SMA Negeri 11 Surabaya sesaat setelah berkeliling melihat kondisi sekolah.
Aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni pun turut bangga pada bazar ini. “Setiap ada kegiatan di sekolah ini, seperti bersih-bersih dua minggu sebelumnya, baru satu jam kegiatan berjalan sampah plastik sudah nampak berserakan dimana-mana.Berbeda dengan bazar yang diawali jalan sehat ini. Meskipun sudah tiga jam berlangsung, sampah tidak banyak nampak. Sampah yang dihasilkan nampak bisa dihitung dengan jari. Itu pun dengan kebanyakan jenis sampah organik,” kata Zamroni pada Togar Arifin.
Inisiatif dari beberapa stan bazar juga patut diacungi jempol. Kelas XI IPS 2 misalnya. Stan kelas ini membuat inovasi dengan membuat gelas air minum dari bambu untuk melayani pembeli. ”Kami ingin menghadirkan suasana the real back to nature. Makanya kami menghadirkan gelas bambu. Meskipun volume gelas bambu yang kami buat ternyata tidak sama,” kata salah satu siswa kelas XI IPS 2 Fitri Biyanti, yang juga penggerak tim lingkungan hidup SMAN 11 Surabaya. Sementara itu di hampir keseluruhan stan lainnya sudah tidak nampak penggunakan plastik atau kertas minyak sekali pakai. Yang nampak adalah penggunaan gelas dan daun pisang.
Selain mengunjungi bazar sekolah ramah lingkungan hidup, yang diselenggarakan bersama Klub Tunas Hijau dan AUTO 2000, Kepala BPLH Kota Surabaya Togar juga menyempatkan menanam beberapa bibit pohon. Bibit pohon yang ditanam Togar adalah jenis sengon laut, nangka dan sukun. Bibit pohon itu didapat dari Dinas Perikanan, Kelautan, Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Surabaya. (*)