Karnaval HUT RI ke-62, Pacet “Pohon Dan Sumber Air Terakhir Telah Mati“

Kesibukan berbeda terlihat di halaman depan Hotel Sativa, salah satu hotel di Pacet, Kabupaten Mojokerto. Maklumlah, halaman hotel ini selalu menjadi langganan sebagai tempat pemberangkatan karnaval peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kecamatan Pacet, Mojokerto ini menjadi kegiatan unggulan. Setiap kontingen dari dusun-dusun, kelompok masyarakat, dan instansi pendidikan di wilayah Kec. Pacet, Mojokerto berlomba menampilkan kreasi dalam berbagai hal.

Namun bagi Dusun Mligi, Desa Claket, keikutsertaan pada karnaval tahun 2007 ini adalah kali pertamanya sejak kegiatan ini dilaksanakan empat tahun silam. Pada karnaval ini, Dusun Mligi menyampaikan pesan tentang pelestarian lingkungan hidup khususnya hutan dan sumber air.

Untuk mempersiapkan kontingen Dusun Mligi, puluhan pemuda yang terdiri dari anggota Karang Taruna Dusun Mligi, anggota Saka Wanabhakti, dan aktivis Tunas Hijau terlihat sedang mempersiapkan dua maskot karnaval berbentuk batang pohon dan tetes air raksasa dalam keranda. “Kami ingin memberitahukan kepada masyarakat tentang kondisi hutan dan sumber air saat ini,” kata Moch Khafid, Ketua Karang Taruna Dusun Mligi.

Dalam pelaksanaannya, kontingen karnaval dari Dusun Mligi merupakan peserta paling unik.Hal ini karena adanya kolaborasi yang unik dalam satu kontingen karvanal. Kolaborasi tersebut adalah Tunas Hijau, Karang Taruna, Pramuka Saka Wanabhakti, dan element masyarakat lainnya. ”Kami sengaja memilih tema pelestarian hutan dan sumber daya air karena pada karnaval sebelumnya tidak ada kontingen yang mengangkat tema lingkungan hidup. Sekaligus ingin mengajak masyarakat peduli terhadap kondisi lingkungan hidup sekitar,” ungkap Kosyi’in, kepala Dusun Mligi disela-sela karnaval.

Karnaval tahun ini adalah karnaval dengan jumlah kontingen terbesar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu peserta hanya berjumlah 100 kontingen. Namun, pada tahun ini 150 kontingen dari berbagai desa ikut menjadi peserta. Karnaval ini merupakan ajang kreasi tiap desa. Setiap desa menampilkan keunggulan khasnya masing-masing. Ada yang mengeluarkan singkong raksasa sebagai lambang desa penghasil singkong dengan kualitas unggul, ada yang menampilkan kesenian ’Bantengan’ dan beragam penampilan lainnya. (geng)