Kerahkan Siswa Bersihkan Dan Hijaukan Lahan Sekolah, SMP Negeri 26 Ternyata Hobi Bakar Sampah

Kucuran keringat membasahi muka Audi, meskipun Audi nampak tak menghiraukannya. Dengan sabar dia memunguti sampah yang ada di depannya. Sampah kemudian dibuangnya sesuai dengan jenis sampahnya. Bukan hanya Audi yang melakukan hal ini. Ratusan teman-temannya juga nampak bahu membahu membersihkan sampah di halaman belakang sekolahnya. Kegiatan itu dilakukan Audi dan teman-temannya Jumat, 10 Agustus 2007 oleh Klub Tunas Hijau beserta Tim Hijau SMP Negeri 26 Surabaya.

Bersih-bersih itu dilakukan ratusan siswa SMP Negeri 26 Surabaya di halaman belakang sekolah. Halaman itu selama ini dijadikan sebagai tempat penampungan sampah oleh sekolah. Dengan membawa alat-alat kebersihan, siswa-siswi SMP Negeri 26 Surabaya dengan bersemangat mengambil sampah yang bertumpuk. Sampah itu kemudian dikumpulkan di gerobak sampah. Banyak dari mereka mengambil sampah sambil menutup hidung, karena bau sampah yang amat menyengat. Meskipun pagi itu di SMP Negeri 26 Surabaya sangatlah terik, namun semangat para siswa itu tidak surut.

Nampak juga beberapa siswa yang terkesan asal-asalan dalam melaksanakan kerja bakti tersebut. Mereka sekedar melihat yang dilakukan oleh teman-temannya tanpa melakukan apapun. Melihat hal itu, aktivis KTH Afif segera mengarahkan mereka untuk mengikuti kegiatan lingkungan lain secara bersamaan, yakni menanam pohon.

Sebanyak 45 pohon terdiri dari 6 jenis ditanam di sekitar gedung serba guna SMP Negeri 26 Surabaya. Penanaman lahan kosong tersebut bertujuan untuk menghindari dijadikannya tempat lahan itu sebagai tempat penumpukan sampah. ”Selama ini SMP Negeri 26 Surabaya tidak pernah membuang sampah di TPS. Bukan karena diolah, tapi karena ditumpuk di lahan kosong yang ada di belakang sekolah,” jelas Aris, aktivis KTH.

Sementara itu, pihak SMP Negeri 26 Surabaya mengatakan bahwa lahan penumpukan sampah yang ada di halaman belakang memang diadakan mengingat jauhnya letak TPS dengan sekolah. Selain itu sekolah berencana membangun gedung baru dan memanfaatkan sampah-sampah tersebut dijadikan urukan.

KTH menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh SMP Negeri 26 Surabaya terkait dengan tumpukan sampah di belakang sekolah. ”Bukan upaya untuk mengatasi sampah. Namun apa yang dilakukan selama ini hanya menutupi permasalahan sampah di sekolah. Menjadikan sampah sebagai urukan bangunan kami anggap wajar. Tapi kami tidak setuju dengan cara mereka membakar sampah guna mengurangi volume sampah yang ada,” ujar aktivis senior Tunas Hijau Zamroni. Zamroni juga menjelaskan bahwa, sampah plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai oleh tanah. Harusnya ada satu kebijakan yang dilakukan agar volume sampah tidak banyak. Misalnya seperti melarang penggunaan bungkus plastik sebagai tempat makanan maupun minuman. (Adetya ’Black’ Firmansyah)