Lomba Mural Pesan Lingkungan Hidup di SMA Negeri 11 Surabaya

Kesan kumuh yang sebelumnya nampak pada dinding SMA Negeri 11 Surabaya kini mulai hilang. Kedua sisi bagian dalam dinding sekolah itu berubah indah dan sedap dipandang. Goresan tangan para siswa telah merubahnya menjadi penuh gambar berpesan lingkungan hidup. Goresan tangan yang terarah itu dikemas dalam Lomba Mural Pesan Lingkungan Hidup, yang diselenggarakan Tim Lingkungan Hidup SMA Negeri 11 Surabaya bersama Klub Tunas Hijau, Sabtu, 25 Agustus 2007.

Dyah Katarina Bambang DH, istri walikota Surabaya pun ikut ambil bagian pada lomba ini. Tidak sebagai peserta lomba, Dyah ikut memanfaatkan salah satu dinding kosong yang ada dengan goresan tangannya. ’SMA Negeri 11 Surabaya siap hijaukan lingkungan sekolah’ adalah pesan yang disampaikan Dyah dengan goresan tangannya. Pesan itu dipadu dengan sebuah gambar pohon besar dengan dedaunan yang rimbun. Beberapa buah-buahan segar warna merah juga nampak pada gambar Dyah. Di sekitar pohon besar Dyah juga terdapat banyak tanaman bunga.

Kehadiran Dyah, yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, menambah maraknya lomba mural. Dua puluh kelompok siswa yang ikut ambil bagian pada lomba ini menjadi semakin termotivasi. Beberapa kelompok siswa yang sedang menggambar pun nampak bercengkerama dengan Dyah. Maklum, Dyah menggunakan kesempatan ini dengan berkeliling pada seluruh kelompok siswa yang terlibat lomba.

Menurut Dyah Katarina, segala kegiatan positif yang melibatkan siswa secara aktif harus terus didukung. ”Apalagi pada upaya menciptakan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup seperti ini. Memang pada awalnya program ini akan mendapat cibiran dari banyak warga sekolah,” kata Dyah Katarina pada segenap guru dan komite sekolah yang hadir.

Apa yang disampaikan Dyah dibenarkan oleh Fitri, salah satu anggota tim lingkungan hidup SMA Negeri 11 Surabaya. ”Selama ini cukup banyak teman-teman siswa yang tidak peduli terhadap upaya yang dilakukan tim. Tidak sedikit yang protes pada kami terkait kebijakan lingkungan hidup yang mulai diterapkan sekolah,” kata Fitri Biyanti yang ditemani Koordinator Tim Sampah Galih.

Fitri dan Galih juga menjelaskan pada Dyah, bahwa pada lahan kosong sebelah selatan sekolah akan dimanfaatkan taman TOGA. ”Masing-masing kelas diminta mempunyai satu tanaman TOGA khas kelas. Rencananya juga akan kami lombakan. Demikian juga dengan petak-petak kosong di depan kelas, juga akan kami lombakan untuk taman bunga kelas. Sementara itu, kami setiap hari juga melakukan penyiraman tanaman-tanaman di hutan sekolah dan melakukan pemilahan sampah yang dihasilkan sekolah,” kata Fitri dan Galih pada Dyah.

Menanggapi tanaman di hutan sekolah yang nampak masih belum satu meter, Dyah Katarina yang ditemani Camat Tandes dan Lurah Manukan Kulon pun menjanjikan akan membantu  menghadirkan 5 pohon besar untuk ditanam di SMA Negeri 11. ”Kalau menunggu tanaman-tanaman di sini besar, maka akan lama rindangnya. Bisa bertahun-tahun. Tapi kalau ada 5 saja pohon yang sudah besar ditanam, maka kawasan sekolah ini akan cepat rindang,” ujar Dyah Katarina.

Sementara itu, sekitar sekitar dua puluh siswa dipandu anggota tim lingkungan hidup Dimas, nampak sibuk dengan bak sampah dan gragal (sisa bangunan). Gragal yang masih cukup banyak di lahan kosong sebelah utara sekolah sedikit demi sedikit dipindah oleh Dimas bersama teman-temannya kelas X SMA Negeri 11 Surabaya.

Lomba Mural Pesan Lingkungan Hidup di SMA Negeri 11 Surabaya ini didukung oleh produsen cat dinding Q-TEX, Jawa Pos, Pemerintah Kota Surabaya dan AUTO 2000 HR Muhammad Surabaya. (*)