Karnaval Keliling Desa, Siswa SDN Claket I Mojokerto Ajak Warga Tanam Pohon
Kreatif habis. Itulah kira-kira kata yang cocok untuk remaja-remaja yang tergabung dalam Saka Wanabhakti BKPH Pacet. Untuk menyambut digelarnya CCCC di Desa Claket, Mojokerto tepatnya di SDN Claket I, remaja-remaja ini menggelar karnaval dengan tema ”Cegah Perubahan Iklim”.
Karnaval yang diikuti SDN Claket I, SDN Claket II dan MI Tribakti mengambil rute mengelilingi Desa Claket. Meski karnaval ini bukan pertama kalinya digelar, tapi tetap saja antusias masyarakat sangat tinggi untuk menyaksikan pelaksanaan karnaval tersebut. Terlihat para orang tua sibuk membantu anak-anaknya mempersiapkan dandanan untuk karnaval.
Menurut Fanun, Kepala SD Claket I Mojokerto, tujuan karvaval ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kondisi hutan dan sumber air saat ini. Menurutnya, karnaval ini juga untuk mempublikasikan kepada masyarakat tentang Desa Claket yang menjadi salah satu tempat pelaksanaan Children Conference on Climate Change (CCCC) yang diselenggarakan Tunas Hijau.
Berbeda dari karnaval-karnaval lingkungan hidup sebelumnya, karnaval kali ini dibarengi dengan orasi yang disampaikan oleh sepuluh anak dari SDN Claket I, SDN Claket II, SDN Warugunung I dan MI Tribakti yang menjadi delegasi Kabupaten Mojokerto pada CCCC 2007.
Rojak salah satunya, siswa kelas 4 MI Tribakti ini menyuarakan tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan. Bak seorang orator ulung, berdiri di mobil pick up sambil memegang megaphone, Rojak menghimbau untuk tidak menebang pohon sembarang. Dalam orasinya Rojak juga mengajak masyarakat untuk menanam pohon di sekitar rumah.
Karnaval menjadi semakin menarik dengan berbagai macam atribut dan dandanan peserta. Beberapa anak terlihat bergaya ala ibu-ibu pedesaan lengkap dengan bakul bambu dan gendongannya. Anak-anak ini membawa pesan kertas karton bertuliskan ”Hutanku Masa Depanku. Dengarkan Suara Kami”. Beberapa anak juga terlihat berdandan ala petani lengkap dengan cangkul di pundak.
Puncak kemeriahan karnaval ditandai dengan atraksi ’Bantengan’. Bantengan adalah atraksi semacam Reog Ponorogo tetapi dengan lakon pertarungan antara harimau dan banteng jawa. Kesenian Bantengan merupakan kesenian asli daerah mojokerto. Kesenian bantengan ini nantinya akan ditampilkan pada pelaksanaan CCCC di Desa Claket 28 November mendatang.(geng)