Gelar Ular Tangga Raksasa, Tunas Hijau Ajak Peserta Jambore Pramuka Surabaya Peduli Lingkungan Hidup
Tunas Hijau kembali berpartisipasi pada Jambore Pramuka Kota Surabaya di Bumi Marinir Karang Pilang, Surabaya, 12-16 Desember 2007. Kegiatan tahunan ini diselenggarakan oleh Kwartir Cabang Pramuka Surabaya, diikuti oleh 2000 Pramuka Penggalang se-Kota Surabaya. Pembukaan jambore ini dilakukan oleh Wakil Wali Kota Surabaya Arif Afandi ditandai penanaman pohon persahabatan.
Dalam jambore ini Tunas Hijau mengisi salah satu anjungan pameran. Seperti tahun-tahun sebelumnya beragam materi tentang pelestarian lingkungan disampaikan kepada para peserta jambore melalui anjungan ini. Seperti terlihat, beberapa ular tangga lingkungan hidup raksasa digelar. Kontan saja permainan ini menjadi permainan favorit peserta di luar jam kegiatan.
“Antusias peserta sangat tinggi untuk bermain ular tangga lingkungan hidup ukuran 6 x 6 meter. Apalagi ada hadiah yang diperebutkan,” ujar Ganang Sudiono, aktivis senior Tunas Hijau. Ditambahkan Ganang bahwa ular tangga lingkungan ini didesain untuk memberikan informasi lingkungan hidup kepada penggunanya dengan cara yang menyenangkan. “Selama dua tahun terakhir permainan ini mampu memberikan edukasi anak-anak dengan tingkat efektifitas yang tinggi,” kata Ganang Sudiono.
Selain permainan ular tangga, pada waktu-waktu yang telah dijadwalkan juga digelar pemutaran film lingkungan hidup. Diantaranya kisah petualangan Ozzy Ozone, film kartun yang bercerita tentang pentingnya lapisan Ozon bagi kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi. “Pada film kartun ini, peserta juga diajak untuk menjaga keutuhan lapisan Ozon dengan menggunakan produk-produk ramah ozon,” kata Rendi Setyadi, aktivis muda Tunas Hijau.
Selama jamboree berlangsung, peserta yang berkunjung di anjungan Tunas Hijau juga disuguhi aneka inovasi lingkungan melalui proyek-proyek lingkungan hidup yang dibuat oleh anak-anak. Suguhan inovasi lingkungan hidup ini untuk menginspirasi peserta jambore untuk kreatif demi penyelamatan lingkungan hidup.
Salah satu inovasi yang ditampilkan adalah pembuatan kompor dengan bahan bakar minyak goreng limbah. ”Sisa minyak goreng biasanya oleh ibu-ibu dibuang begitu saja ke selokan. Ini dapat mencemari air. Tapi jika dikumpulkan dapat digunakan sebagai bahan bahar kompor, dengan alat yang sederhana. Yang pasti lebih hemat karena tidak memerlukan minyak tanah atau elpiji lagi,” kata Rendi Setyadi pada beberapa peserta jambore yang berkunjung di stan Tunas Hijau.
Stand tunas hijau selalu menjadi stand favorit peserta Jambore Cabang 2008. Ini disebabkan di stan tersebut peserta mendapatkan banyak informasi tentang lingkungan hidup dan permainan-permaian yang mendidik. “Seperti konsep Pramuka, yaitu belajar sambil bermain, Tunas Hijau juga menerapkan hal yang sama. Harapan kami semakin banyak anak yang peduli dengan kelestarian lingkungan dan menindak lanjuti dengan tindakan nyata,” kata Rendi Setyadi. (sukri/roni)