LDKS OSIS SMAN 1 Pacet Bernuansa Lingkungan Hidup

OSIS harus bisa ajak siswa lain peduli lingkungan hidup adalah pesan yang disampaikan oleh Wakil Kepala SMAN 1 Pacet, Mojokerto pada pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) OSIS SMAN 1 Pacet, di Gedung Pertanian Desa Claket, Kecamatan Pacet, Mojokerto, 14-16 Desember 2007. LDKS yang diikuti 60 siswa calon pengurus OSIS SMAN 1 periode 2007-2008 ini bertemakan ”Peran OSIS Untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup di Sekolah”.

Pada pelaksanaan kegiatan ini, SMAN 1 Pacet bekerjasama dengan Tunas Hijau sebagai pemandu dan pemateri kegiatan. Kartono, Wakil Kepala SMAN 1 Pacet menjelaskan bahwa Tunas Hijau turut membantu terciptanya perbaikan lingkungan di SMAN I. ”Tapi tidak secara langsung. Melainkan melalui muatan-muatan lingkungan hidup yang diberikan pada ektrakurikuler Pramuka dan Pecinta alam di SMAN 1 Pacet,” kata Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Pacet Kartono.

Kartono berharap pada LDKS OSIS dapat tercipta pengurus OSIS yang peduli pada kelestarian lingkungan. ”Tampaknya tidak ada pilihan lain selain berharap pada para aktivis Tunas Hijau  yang masih muda-muda dan penuh semangat,” tambah Kartono sambil tersenyum.

Materi-materi lingkungan hidup yang dikemas dalam audio visual, mampu mengajak peserta diklat untuk melihat tentang kerusakan-kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. Materi ini diperkuat dengan game-gamelingkungan yang dimainkan selama pelatihan berlangsung.

Permainan kacang bertambah misalnya. Permainan ini mengajak peserta untuk melihat kembali pola konsumsi hidup yang dilakukan selama ini. ”Hal posistif yang dapat saya ambil adalah kita harus memikirkan segala akibat  dari tindakan yang saya lakukan. Pokoknya kita diajak untuk berpikir panjang,” kata Wiwik, siswa kelas XII ketika ditanya pendapatnya tentang permainan tersebut.

Pelaksanaan pelatihan ini juga diisi dengan materi leadershipbuild the winning team, dan isu lingkungan hidup yang sedang mengglobal. ”Untuk materi lingkungan peserta diberikan gambaran kondisi bumi saat ini, terutama berkaitan dengan pemanasan global dan perubahan iklim,” kata Dony Kristiawan, pemateri dari Tunas Hijau.

Pada pelatihan ini peserta juga diminta membuat komitmen bersama yang akan ditindaklanjuti dan dilaksanakan di sekolah. ”Tunas Hijau sendiri akan memberikan pendampingan rutin dan berkala,” kata Dony lebih lanjut. Diakhir diklat disepakati beberapa poin komitmen, diantaranya mengadakan pelatihan dan penyuluhan berkala tentang pelestarian lingkungan hidup pada warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. (geng/roni)