Ajak Intai Para Amfibi Marinir Selamatkan Hutan Mangrove KTH Tanam 3000 Mangrove di Muara Wonorejo Surabaya
Dingin, sepi dan sunyi terasa gambaran pagi itu ketika 40 aktivis KTH memindah 3000 bibit tanaman mangrove dari atas mobil pick up ke perahu. Maklum saat itu jarum jam masih menunjukkan pukul 03.30 pagi. Pagi itu, Minggu, 20 Januari 2008, KTH mempunyai hajat tanam 3000 mangrove di Muara Wonorejo Surabaya. Penanaman kali ini sedikit berwarna karena tidak hanya pelajar SMP dan SMA yang tergabung dalam KTH yang berpartisipasi, tapi juga diikuti oleh para anggota Intai Para Amfibi Marinir (IPAM).
Meskipun jumlah bibit mangrove yang ditanam terbilang banyak, hal itu tidak menyurutkan semangat para pahlawan hutan mangrove untuk menghijaukan kembali hutan mangrove Muara Wonorejo. Selama proses penanaman, banyak dari aktivis KTH yang mengeluh kaki robek akibat menginjak karang. Tetapi mereka sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu. “Kaki robek itu biasa kalau tanam mangrove di Muara Wonorejo. Maklum kami belum memiliki sepatu karang,” ujar Direktur Konservasi Mangrove KTH Satuman, seraya menunjuk kaki salah satu pasukan IPAM yang menggunakan sepatu karang.
Satuman menjelaskan bahwa kondisi hutan mangrove di pesisir timur Surabaya hampir 70% sudah mengalami kehancuran karena perluasanan tambak oleh beberapa warga. Satuman juga menjelaskan bahwa kalau kondisi tersebut tidak segera dibenahi dapat berdampak fatal bagi kehidupan seluruh masyarakat yang bermukim di pesisir pantai timur Surabaya. “Kita sudah tahu bahwa dampak yang ditimbulkan akibat perubahan iklim salah satunya adalah meningkatnya gelombang air laut. Sedangkan benteng terakhir untuk melindungi kita dari ancaman itu adalah hutan mangrove,” ujar Satuman sambil mengangkat bibit mangrove jenis tinjang.
Kegiatan ini merupakan upaya nyata yang dilakukan aktivis KTH untuk menyelamatkan keberadaan hutan mangrove sekaligus menyelamatkan habitan biota laut seperti kepiting, kerang, serta ikan-ikan kecil sebagai bagian ekosistem hutan mangrove. (adetya/roni)