Ajak Balita Cambridge School Peduli Lingkungan
Tidak ada yang menyangka berkumpul dengan anak-anak kecil usia 3 – 6 tahun memberikan kesan berbeda. Kesan berbeda itu didapat saat mengajari mereka tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Seperti halnya yang dirasakan dua aktivis Tunas Hijau Rendi Setyadi dan Adetya Firmansyah saat bertandang ke Cambridge School Surabaya, Jumat, 13 Maret 2008.
Unik dan lucu. Kesan itulah yang didapat ketika 2 remaja aktivis Tunas Hijau mengajarkan lingkungan kepada para balita itu. Tentu saja kesan tersebut menjadi pengalaman berharga bagi keduanya. Bayangkan, mereka harus bisa masuk ke dunia balita guna memberikan pemahaman tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Kelucuan pada workshop tersebut sudah tampak saat seorang balita berusia 2 tahun yang masih duduk di bangku Play Group berkata, “Lho obilnya kok belenang,” ujar siswa Play Group spontan ketika slide Tunas Hijau menampilkan foto mobil yang sedang terjebak banjir. Obil yang dimaksud adalah mobil dan yang dimaksud belenang adalah berenang.
Meskipun peserta workshop ini masih balita, namun jangan pernah meremehkan daya tangkap mereka terhadap hal-hal yang telah diajarkan. Terbukti dari apa yang dilakukan oleh Aldo, siswa kelas TK A. Sebelum meninggalkan ruang workshop, Aldo melihat ada sampah tisu yang berada di luar tempat sampah. Tanpa banyak bicara tisu tersebut diambil Aldo kemudian di buang ke tempat sampah.
Selain itu, Tunas Hijau juga mengajak siswa-siswa SD Cambridge untuk mengenal perubahan iklim melalui permainan ular tangga ukuran 6 x 6 meter. Permainan ular tangga versi Bahasa Inggris itu digelar di halaman belakang sekolah. (Adetya)