Animo Besar, Pemandu Workshop Dikeroyok Siswa
Setelah sukses mengadakan workshop di SDN Pejaten Barat 11 Jakarta Selatan, tim Climate Change Goes to Schools Jakarta 2008 membidik SDN Duren Tiga 7 Pagi Jakarta Selatan sebagai sekolah sasaran workshop perubahan iklim berikutnya.
Meski dengan birokrasi yang begitu mendadak, namun workshop yang diselenggarakan Klub Tunas Hijau dan PT. Freeport Indonesia pada Selasa, 15 April 2008 itu dapat berlangsung dengan cukup lancar. “Maaf ya, Mbak. Saya pikir ini acara promosi produk begitu, makanya tadi saya sempat ragu,” ujar Kepala Sekolah SDN Duren Tiga 7 Pagi itu. “Maklum saja, ijin workshop kan baru diurus dua jam sebelum kegiatan,” tambahnya seraya tersenyum.
Selanjutnya, tepat pukul 09.30 WIB, workshop mulai dilaksanakan. Para siswa yang biasanya beristirahat dengan makan, minum, atau bermain langsung menuju ke halaman depan tempat permainan ular tangga ukuran 6 x 6 meter itu disiapkan. Sampai di sana, mereka langsung disambut dengan dua pemandu workshop Tunas Hijau, yaitu Ester dan Puteri. Workshop singkat seputar perubahan iklim pun seketika dimulai.
Semua siswa begitu antusias berdialog dengan dua pemateri remaja itu. Apalagi setelah tahu mereka nantinya akan bermain ular tangga raksasa dan mendapat hadiah komik perubahan iklim. Begitu antusiasnya, mereka sampai pesan tempat terlebih dahulu sebelum bermain. “Tante, aku ikut ya, Tante. Aku ambil tempatnya dul,” kta Ulin, siswa kelas dua SDN Duren Tiga 7.
Seperti biasanya, permainan ular tangga itu dimulai dengan memilih wakil dari setiap kelas untuk menjadi bidak permainan. Setelah gambreng, mereka mulai bermain berdasarkan angka yang ditunjuk dadu raksasa. Lalu, mereka membaca informasi di tiap kotak dan mendiskusikannya dengan pemandu.
“Ada yang bisa jelasin nggak kota Jakarta tuh kayakgimana?” tanya Puteri, salah satu pemandu yang masih kelas 11 SMA. Serentak semua siswa langsung berebut menjawab. “Jakarta itu panas, sering banjir lagi,” cerita Sasa, siswi kelas II SDN Duren Tiga 7.
Kala itu, keceriaan para siswa memang begitu terasa. Bahkan waktu 60 menit untuk bermain masih dirasa kurang. “Aku masih pengen dapat komik, main lagi dong, Kak.” kata salah satu siswa. Bahkan lantaran keinginan mereka yang begitu besar untuk bermain dan mendapatkan hadiah, mereka kontan mengeroyok Ester, salah satu pemandu, demi mendapatkan komik. Beruntung, anak-anak berhasil ditenangkan oleh rekannya, Puteri. “Aku tadi janji kalau mereka bisa main sepuasnya pas puncak Climate Change Goes to School Jakarta 2008, Sabtu, 19 April 2008 di SMPN 227 Jakarta,” ceritanya.
Tahu anak didiknya begitu bersemangat mengikuti workshop itu, salah satu pengajar di SDN Duren Tiga 7 Pagi ikut urun pendapat. “Awalnya saya memang kurang setuju dengan workshop ini, tapi setelah tahu bahwa ini workshop lingkungan, saya langsung menyetujuinya. Saya rasa anak-anak perlu tahu soal perubahan iklim. Acara seperti ini memang harus sering-sering diadakan,” tandasnya.
Climate Change Goes to School Jakarta 2008 ini adalah salah satu upaya Klub Tunas Hijau dan PT. Freeport Indonesia untuk mengajak masyarakat mencegah pemanasan global. Dengan program ini, diharapkan semakin banyak anak-anak mengerti isu pemanasan global dan perubahan iklim. Selanjutnya pengetahuan itu dapat diterapkan pada perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. (puteri rakhmawati/zamroni)