Main Ular Tangga Raksasa, Tiap Kelas Saling Tantang
Climate Change Goes to Schools Jakarta 2008 yang diselenggarakan Klub Tunas Hijau dan PT. Freeport Indonesia akhirnya sampai di SDN Pejaten Barat 11 Jakarta Selatan. Kali ini, para siswa kelas tiga hingga kelas lima di sekolah itu mendapat kesempatan mengikuti workshop singkat mengenai perubahan iklim.
Menariknya, workshop ini tak sekedar diskusi perubahan iklim yang membahas penyebab, dampak, dan solusinya. Tetapi workshop ini juga mengajak anak-anak mencari tahu lebih tentang perubahan iklim beserta contoh aksi nyata melalui permainan ular tangga ukuran raksasa. Tak heran jika animo anak-anak dalam mempelajari perubahan iklim semakin besar. Apalagi tersedia ratusan komik dan permainan ular tangga bagi siswa yang terpilih menjadi pemenang dalam permainan itu.
“Temanku tadi terpilih, Kak. Habis ini aku mau nyemangati dia biar kelasku menang. Aku nggak takut tuh ngelawan kelas lima. Pokoknya kelasku harus menang,” kata Indah, siswi kelas IV SDN Pejaten Barat 11.
Selanjutnya, di atas media permainan ular tangga seluas 36 m2 itu, para siswa mambaca dan membahas keterangan soal perubahan iklim yang tertulis di tiap kotak. Mereka juga bertanya-jawab dengan dua pemandu dari Tunas Hijau, yaitu Ester dan Puteri. Siswa yang mampu menjawab pertanyaan pemateri dengan benar, lagi-lagi berhak mendapat sebuah komik bertema perubahan iklim. Tak bisa dipungkiri, workshop singkat itu memang sanggup memunculkan minat belajar siswa. Terlebih para siswa yang bermain juga bersaing dengan kakak kelas atau adik kelasnya. Hal itu tentu saja menambah antusiasme mereka.
“Workshop ini adalah salah satu aksi kami untuk mengajak masyarakat mencegah perubahan iklim yang sudah menghampiri kehidupan di bumi ini. Workshop ini juga merupakan realisasi amanat Deklarasi Surabaya – Children Conference on Climate Change 2007,” ujar Nizam Wahyu Ardhika, Direktur Climate Change Goes to School Jakarta 2008.
Nizam juga menjelaskan bahwa konsep learning by playingyang diberikannya dalam workshop itu memang merupakan cara jitu untuk menambah minat belajar anak-anak terhadap perubahan iklim. “Menurut saya, climate change termasuk materi yang cukup sulit bagi anak-anak. Namun kami berusaha agar anak-anak dapat belajar mengenai perubahan iklim dalam suasana yang menyenangkan,” kata Nizam.
Selain mendapat sambutan yang luar biasa dari para siswa, workshop yang digelar pada Senin, 14 April 2008 lalu itu juga mendapat sambutan hangat dari para pengajar sekolah tersebut. “Kami sangat senang telah mendapatkan kesempatan ini. Sebelumnya tidak ada acara seperti ini yang diadakan di sekolah kami. Padahal anak-anak kan juga perlu belajar lingkungan,” ungkap Purwanti, salah seorang guru di SDN Pejaten Barat 11 Jakarta Selatan.(puteri rakhmawati/zamroni)