Tanam 8000 Mangrove di Muara Sungai Wonorejo (lagi)
Aktivis Tunas Hijau kembali melakukan penanaman mangrove di Muara Sungai Wonorejo Surabaya, 11 Mei 2008. 8000 mangrove ditanam pada program ini. Namun, pada penanaman mangrove yang diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya ini, Tunas Hijau bukan sebagai penyelenggara melainkan sebagai peserta penanaman.
Meski hanya sebagai peserta penanaman, peran aktivis Tunas Hijau sangat dominan pada penanaman mangrove ini. Dari lebih 100 orang yang mengikuti penanaman mangrove, pada tahap awal, hanya 12 aktivis Tunas Hijau yang melakukan penanaman sebenarnya. Mereka bahkan dengan suka ria berkubang di lumpur menanam satu per satu mangrove yang disiapkan.
Sementara aktivis Tunas Hijau asyik menanam mangrove sambil berkubang di lumpur, sebagian besar peserta lainnya hanya sibuk ngobrol di pinggiran lahan. Tidak sedikit dari peserta itu yang hanya nampak sibuk berteduh dari sinar matahari pagi yang mulai menyengat. Ada pula beberapa peserta yang hanya sibuk bersorak-sorak seperti sedang menonton pertandingan olah raga. Sementara segelintir orang lainnya nampak sibuk melempar mangrove dan ajir pada para aktivis Tunas Hijau.
Keseriusan aktivis Tunas Hijau melakukan penanaman mangrove ini menuai kekaguman Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono dan istri yang mengikuti penanaman itu. ”Wah, arek-arek Tunas Hijau memang hebat. Mereka sedikit bicara tapi banyak kerja. Sementara peserta lainnya takut kotor karena lumpur, arek Tunas Hijau malah berkubang dalam lumpur dan nampak sangat terbiasa,” kata Bambang Dwi Hartono.
Bagi Tunas Hijau penanaman mangrove kali ini sangat mengasyikkan. Biasanya penanaman mangrove yang dilakukan Tunas Hijau memanfaatkan kondisi surut air laut. Namun, penanaman ini justru dilakukan pada saat air laut pasang. Maklum, lahan penanaman kali ini berada di kawasan pasang surut air laut yang sebelumnya dibendung.
Lahan yang ditanami pun cukup mengasyikkan. Untuk melangkahkan kaki tidak perlu mengindari karang di dasar lumpur yang dapat melukai kita. Kondisi ini sangat berbeda dengan beberapa penanaman mangrove yang dilakukan sebelumnya. Pada penanaman sebelumnya, untuk melangkah saja harus hati-hati, karena banyak karang di dasar lumpur. ”Baru penanaman mangrove ini yang kaki saya tidak terluka sedikit pun,” kata aktivis senior Tunas Hijau Black. (Zamroni)