Meski Bau Menyengat, Peserta Tetap Konsentrasi Selesaikan Mural

Sukses mewarnai tembok SMP Negeri 16 Surabaya dengan mural lingkungan pada Maret lalu, kini Tunas Hijau kembali menggelar mural di LPA Benowo Surabaya. Lomba yang digelar bersama Bapedal Jatim, Pemkot Surabaya, Radio EBS FM Surabaya dan PT. Dharma Lautan Utama ini bertema Pemanasan Global. Tentu saja, acara ini sanggup mengubah suasana Minggu, 25 Mei 2008 pagi di LPA Benowo Surabaya.

“Kami sengaja menyelenggarakan lomba mural ini  di LPA Benowo, sebab nantinya LPA Benowo akan dijadikan salah satu obyek wisata lingkungan di Surabaya. Sehingga perlu upaya mempercantik lokasi. Nah.. salah satu caranya adalah muralisasi ini, yang kami lombakan menjadi dua kategori, yaitu SMP dan SMA,” kata Bayu Dwi Putra, Direktur Mural Benowo 2008.

Meski lomba diselenggarakan di pinggiran kota, para peserta tetap bersemangat mengikuti lomba mural ini. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta yang telah memadati area registrasi ulang sebelum pukul 07.00 pagi. “Aku semangat banget ikut acara ini sampe aku bela-belain berangkat jam setengah enam lho dari rumah. Biar nggak telat gitu,” cerita salah satu pelajar dari SMP Khadijah I Surabaya.

Setelah melengkapi form registrasi ulang, para peserta diperbolehkan mengambil jatah cat warna merah, kuning, biru, putih dan hitam pada panitia. Peserta pun diperbolehkan segera membuat sketsanya di dinding yang telah ditentukan sesuai nomor undian peserta.

Kompetisi mural ini dibuka oleh Plt. Kepala Bapedal Jawa Timur Dewi Putriani. Dalam sambutannya, Dewi mengaku sangat mendukung program ini dengan harapan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menghambat pemanasan global. “Saya harap program ini dapat menambah peran masyarakat dalam mengantisipasi dampak pemanasan global,” kata Dewi.

Beberapa saat kemudian, para peserta telah mendapatkan kebebasan mutlak untuk menyelesaikan karyanya dalam lima jam. “Agak susah juga nyelesaiin dalam lima jam soalnya tempatnya bau sih. Tapi aku yakin masih bisa konsen gambar dan nyelesaiin muralku sebelum lima jam. Justru bau itu kan yang jadi tantangannya. Pokoknya harus berusaha biar pesanku buat semua orang untuk mulai peduli lingkungan bisa sampai,” ungkap Anthony, peserta dari SMP Ciputra Surabaya sambil terus menggambar.

Seluruh peserta memang terlihat serius mengerjakan konsep muralnya masing-masing. Tak main-main, kompetisi ini juga dinilai oleh orang-orang yang telah berpengalaman di bidangnya. Sebut saja Rachmah Ida, Ph.D. pakar Komunikasi Unair yang juga penasehat Tunas Hijau, komikus Tunas Hijau Andi Kusmianto, dan grafis Tunas Hijau Wayan. Mereka semua memang orang-orang yang mumpuni untuk menilai semua karya peserta. Hasilnya pun diumumkan hari itu juga sehingga mereka dapat segera mengetahui siapa yang berhak mendapatkan tropi gubernur dan wali kota Surabaya, serta total hadiah delapan juta. (Puteri Rakhmawati)