Pengolahan Sampah Daun SMK Negeri 1 Surabaya

SMK Negeri 1 Surabaya terkenal sebagai sekolah yang memiliki lahan luas dan taman sekolah yang indah. Sekolah yang didominasi kaum hawa ini juga terkenal memiliki sarana sarana pengolahan sampah organik di Kota Surabaya. Namun, seperti sekolah negeri pada umumnya, sudah lebih 3 bulan terakhir ciri khas tersebut seperti lenyap karena tidak adanya warga sekolah yang mengelolanya.

Yang ada banyak tanaman toga dan hias yang tertanam dalam keadaan layu karena kurangnya air. Sampah pun cukup mudah ditemukan tidak pada tempatnya. Sarana pengolahan sampah organik menjadi kompos nampak terbengkalai seperti tidak pernah dioperasikan. Padahal di SMK Negeri 1 Surabaya ini terdapat 8 tong komposter pengolah sampah daun, 5 keranjang komposter untuk sisa makanan dan 2 komposter angin besar untuk sampah daun. Namun tidak ada satupun komposter yang masih berfungsi. Bahkan ada beberapa diantaranya terselubungi oleh debu atau bisa diartikan tidak pernah ada yang menyentuhnya.

Karena kondisi tersebut, Tunas Hijau mengadakan workshop pengolahan sampah daun di SMK Negeri 1 Surabaya (16/9). Workshop yang diikuti siswa kader lingkungan hidup kelas X ini diawali dengan mengamati kondisi komposter daun yang ada di sekolah. Komposter-komposter tersebut dibuka oleh Tunas Hijau dan kader lingkungan SMK Negeri 1 Surabaya. Sampah yang ada di dalam komposter kemudian ditumpuk menjadi satu. Setelah semua terkumpul barulah mereka menyemprotkan air untuk membasahi sampah daun tersebut.

Setelah dedaunan itu basah oleh air, Tunas Hijau bersama 30 siswa kader lingkungan hidup memasukkan dedaunan itu kembali ke dalam komposter pengolah sampah daun. Kegiatan itu berlanjut dengan mengamati sampah sisa makanan yang ada di kantin sekolah. Sisa makanan ditemukan kemudian dimasukan ke dalam keranjang komposter pengolah sampah sisa makanan untuk diproses menjadi pupuk kompos. (adetya/roni)