Peringati Hari Cinta Puspa Satwa Nasional, SDK Kristus Raja Surabaya Tanam Pohon
Dengan memakai topi bertani dan kaos olah raga, di bawah arahan beberapa aktivis Tunas Hijau, dua puluh siswa SDK Kristus Raja Surabaya nampak memindahkan 10 pohon bintaro dari pickup yang baru datang. Kesepuluh pohon Bintaro tersebut dipindahkan menuju lokasi penanaman pohon di lahan kosong sekolah di Wisma Permai Tengah Surabaya itu.
Tanam pohon dalam rangka Hari Cinta Puspa Satwa Nasional 2008 ini dilaksanakan saat hari libur sekolah dalam rangka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2008-2013. Kebetulan SDK Kristus Raja Surabaya juga digunakan sebagai tempat pemungutan suara pada pilgub ini.
Sebelum penanaman, 20 siswa yang mengikuti penanaman pohon diberi pembekalan aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni tentang pentingnya pepohonan bagi kehidupan manusia dan benteng utama mencegah pemanasan global. Pepohonan menjadi satu-satunya makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang menyerap gas karbondioksida (CO2) menjadi gas oksigen (O2) yang dibutuhkan manusia dan hewan untuk bernafas. Sedangkan gas karbondioksida adalah gas rumah kaca terbesar jumlahnya di atmosfer.
Pada pembekalan ini disampaikan bahwa dengan lahan cukup luas yang dimiliki, SDK Kristus Raja sangat berpotensi menjadi sekolah yang berswadaya terhadap suplai oksigen bagi warga sekolahnya. Bahkan dengan luasan lahan yang ada, SDK Kristus Raja Surabaya berpotensi menjadi penyuplai oksigen bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, pembuatan lubang pohon dilakukan sendiri oleh siswa dengan dibantu seorang tukang kebun sekolah dan beberapa aktivis Tunas Hijau. Dengan peralatan bertanam seperti cangkul, linggis dan gancu yang terbatas, para siswa nampak bergantian membuat lubang tanam yang kedalamannya dibuat melebihi tinggi polybag pohon yang akan ditanam.
Kondisi lahan kosong yang penuh dengan batu dan gragal cukup membuat sulit pembuatan lubang yang dilakukan oleh para siswa, petugas kebun dan aktivis Tunas Hijau. Apalagi pancaran sinar matahari semakin teriknya sebagai pertanda waktu sudah siang. Meski demikian, kesepuluh pohon Bintaro tersebut berhasil ditanam dengan sempurna. (roni)