Workshop Pemanasan Global di SMP Negeri 5 Surabaya

Satu demi satu foto-foto kondisi banjir yang terjadi di Jawa Timur tayang di ruang multimedia SMP Negeri 5 Surabaya. Selain siswa nampak juga beberapa guru ikut melihat tayangan yang ditampilkan oleh Tunas Hijau itu. Penayangan slide tersebut merupakan rangkaian sesi dari workshop lingkungan hidup yang dilaksanakan Sabtu (08/11).

Bukan hanya slide foto tentang banjir saja yang ditampilkan, Tunas Hijau juga mengajak peserta workshop untuk lebih mengenal tentang pemanasan global dan perubahan iklim. Selama pelaksanaan workshop, Tunas Hijau sempat menemukan  pendapat yang keliru tentang pemanasan global meningkatnya suhu bumi yang terjadi akibat ozon berlubang.

Pendapat tersebut segera diluruskan oleh Tunas Hijau. Menurut Tunas Hijau, berlubang atau tidaknya ozon sinar matahari tetap saja masuk. Lapisan ozon berlubang tidak berpengaruh terhadap pemanasan global. Tunas Hijau seringkali menemukan pendapat tersebut di sekolah-sekolah lain. Pendapat itu bukan hanya disampaikan siswa namun juga guru pengajar.

Menurut Tunas Hijau, berlubangnya lapisan ozon itu disebabkan oleh pemakaian produk-produk yang menggunakan bahan perusak ozon seperti zat CFC (Cloro Fluoro Carbon) pada pendingin AC, lemari es, sterofoam dan kaleng spray. Bahan perusak ozon lainnya adalah halon yang biasanya digunakan di tabung pemadam kebakaran. Bahan terakhir adalah metal bromide yang di Indonesia biasanya digunakan untuk pengasapan produk pertanian.

Ditemui di ruangannya, Kepala SMP Negeri 5 Tri Wahyuni mengatakan sangat senang dengan kegiatan tersebut. “Workshop ini berdampak baik bukan hanya pada siswa namun juga guru sekolah. Semoga kegiatan ini bisa dilakukan setiap seminggu sekali, dan yang memberikan bukan dari instansi lain namun siswa atau guru sekolahnya,” kata Tri Wahyuni.(adetya/roni)