Finalis Pangput LH Olah Tuntas Sampah Yang Dihasilkan Selama Masa Karantina
Tidak salah jika Tunas Hijau memberi tema Ramah Lingkungan pada pelaksanaan karantina Finalis Pangeran Dan Putri Lingkungan Hidup 2008 (19-21/12) di Wana Wisata Alam Coban Rondo, Kota Batu. Mengapa demikian? Karena selama masa karantina hampir tidak ada sampah yang dihasilkan oleh para finalis yang tidak terolah. Apalagi jenis sampah yang dihasilkan nyaris adalah sampah basah atau sampah organik sisa makanan.
Meskipun pelaksanaannya hanya 3 hari dan 2 malam, namun seluruh Finalis Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2008 Malang Raya menepati komitmennya untuk bersama-sama menghambat laju pemanasan global dan perubahan iklim. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengolah sisa makanan yang dihasilkan.
Berbekal 2 keranjang komposter kecil yang dibawa oleh salah satu finalis, dua puluh finalis tersebut secara bahu-membahu memasukkan sampah sisa makanan mereka ke dalam 2 keranjang tersebut. Secara bergantian pula sisa makanan yang diaduk bersama kompos starter yang terdapat di keranjang tersebut.
Namun bukan hanya sisa makanan saja yang diolah. Pembungkus makanan yang digunakan juga diolah menjadi kompos selama karantina tersebut. Maklum pembungkus makanan yang digunakan adalah daun pisang, yang ditimbun di tanah saja selama beberapa minggu akan terurai menjadi kompos.
Demikian juga minuman. Gelas yang dipakai adalah gelas plastik yang dapat dipakai berulang kali. Bahkan para finalis pun menuliskan nama mereka pada gelas plastik yang mereka gunakan. Penulisan inisial ini untuk menghindari seseorang menggunakan lebih dari satu gelas selama masa karantina. (adetya/roni)