Kunjungi SDN Kandangan III Surabaya, Rombongan Malaysia Salut Program Ingat 10 Menit
Bunyi sirene ambulans pada pukul 13.00 wib(21/12) membuat kaget rombongan YAWA Malaysia yang baru menyelesaikan makan siang di SDN Kandangan III (Kandaga) Surabaya. Setelah mendapat penjelasan dari aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni, bahwa sirene itu pertanda mereka harus mencari sampah tidak pada tempatnya di sekolah, rombongan Malaysia pun kaget luar biasa.
”Ingat 10 Menit adalah program unggulan di sekolah ini. Program ini dilaksanakan setiap hari selama ada kegiatan belajar mengajar di sekolah,” jelas Zamroni yang menemani rombongan Malaysia sejak kunjungan di SDK Santa Theresia I Surabaya. Mendengar penjelasan Zamroni, ketua rombongan YAWA Malaysia Adly dan beberapa orang dewasa Malaysia lainnya manggut-manggut. ”Pantas, sekolah ini nampak sangat bersih tanpa sampah berceceran sedikitpun. Meskipun luas sekolah ini tidak seberapa,” kata Adly yang juga CEO YAWA Malaysia.
Seperti kunjungan rombongan Malaysia di SDK Santa Theresia I Surabaya pagi hari tadi, pada kunjungan di Kandaga ini mereka juga unjuk kebolehan bermain musik. Dengan peralatan musik dari barang-barang bekas, tim Eco Drum Circle (EDC) YAWA Malaysia sanggu membuat lebih dua ratus siswa dan guru sekolah itu terpukau. Sering kali siswa dan guru Kandaga mengikuti irama musik dengan bertepuk tangan sesuai arahan koordinator EDC Afiq.
Selesai unjuk kebolehan bermain musik EDC, giliran para siswa anggota tim lingkungan hidup Kandaga berbagi kepiawaian memanfaatkan tanaman lidah buaya menjadi minuman berkhasiat obat. Dikemas dalam workshop sederhana, rombongan Malaysia nampak serius mendengarkan pengarahan para siswa kader Adiwiyata Kandaga itu. Apalagi penjelasan yang diberikan disertai praktek.
Acara di Kandaga pun berlanjut di dalam kelas untuk presentasi menggunakan powerpoint. Maklum, mendung pekat pertanda hujan lebat akan turun sudah hadir di atas langit Kandaga.Namun, acara berbagi informasi di dalam ruangan tetap berlangsung meriah. Kepiawaian Wahyu Tri Widodo, Nimas Salsabila dan Intan Parliana, ketiganya siswa kader Adiwiyata Kandaga, mempresentasikan program lingkungan hidup di Kandaga mampu menarik perhatian rombongan dari Malaysia.
Berbagai pertanyaan pun muncul dari rombongan Malaysia seusai ketiga siswa Kandaga tersebut menyelesaikan presentasinya. Pertanyaan yang muncul pun bisa disimpulkan sebagai bentuk pujian terhadap program-program luar biasa yang dilakukan para bocah sekolah dasar itu. Apalagi setelah terdengar bahwa salah satu program mereka adalah membina masyarakat sekitar untuk mengolah sampah organik menjadi kompos. (roni)