Tunas Hijau Video Conference Dengan MenLH di Poznan, Polandia
Berdialog tidak harus dengan bertatap muka langsung. Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang, kita bisa berdialog dengan orang yang jauh di luar negeri dengan melihat wajahnya. Tunas Hijau berdialog dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Rachmat Witoelar, yang sedang mengikuti pertemuan puncak perubahan iklim di Poznan, Polandia, (10/12). Namun karena sekitar 7 jam perbedaan waktu, maka conference ini dilaksanakan pukul 22.00 waktu Indonesia Barat dan pukul 15.00 waktu Poznan, Polandia.
Di video coference ini Joanni menyampaikan hasil-hasil Mini Conference on Climate Change 2008 yang diikuti oleh 200 anak Jawa Timur di Sekolah Ciputra. ”Peserta mini conference sepakat untuk mengusakan agar di sekolah mereka dirintis upaya mengurangi jumlah sampah dengan mengharuskan siswa membawa piring dan gelas sendiri dari rumah,” kata Joanni Tirtowidjaja siswa SDK Santa Theresia I Surabaya.
Lebih lanjut, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar yang didampingi staf ahli Agus Purnomo mengajak anak-anak untuk melakukan gerakan menanam. ”Menanam pohon harus dilakukan setiap orang. Tapi menanam pohon harus dibarengi dengan kegiatan merawat pohon yang sudah ditanam,” kata MenLH Rachmat Witoelar sambil meminta anak-anak tersebut untuk menemuinya ketika di Jakarta.
Video conference ini tidak hanya dilakukan antara MenLH Rachmat Witoelar di Poznan, Polandia dengan aktivis Tunas Hijau di Surabaya. Aktivis Tunas Hijau di Malang juga ikut pada video conference ini dari Malang. Di Malang, peserta video conference adalah aktivis Tunas Hijau dari beberapa sekolah di Malang. Mereka adalah Firstolia siswa SDNBI Tlogowaru Malang, Mumtaza Noor Ashila siswa SMP Negeri 1 Malang, Oriza Adityawardana dari SDN Dinoyo Malang dan Nadya Noor Azalia siswa SMP Negeri 3 Malang.
Di Surabaya, video conference dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas wi-fi rumah dinas wali kota Surabaya dengan beberapa aktivis ciliknya sebagai peserta. Mereka adalah Pahlawan Ozon 2007 Joanni Tirtowidjaja dari SDK Santa Theresia I Surabaya, Agatha dari SDK Santa Theresia I Surabaya dan Intan Parliana dari SDN Kandangan III. Aktivis cilik itu didampingi aktivis muda Tunas Hijau, yaitu Aprilia Futika Sari siswa SMAN 16 Surabaya, Evi Nila Cristina siswa SMAN 2 Surabaya, Prayogi Nuswantari siswa SMAN 9 Surabaya dan Nur Cholifah siswa SMAN 4 Surabaya. (roni)