SDN PETEMON XIII Surabaya Mengharuskan Siswanya Membawa Gelas Dari Rumah

Masalah sampah menjadi tanggung jawab setiap individu yang menghasilkannya. Hal ini juga berlaku di SDN Petemon XIII/361 Surabaya, yang sejak minggu lalu menerapkan peraturan bahwa setiap siswa harus memiliki gelas sendiri di sekolah. Peraturan ini dilatarbelakangi sangat banyaknya sampah bungkus plastik yang dihasilkan di sekolah tiap hari.

Menurut Kepala SDN Petemon XIII Harsoyo, setiap siswa sudah memiliki gelas masing-masing yang disediakan sekolah. Gelas yang dimaksud terbuat dari bahan plastik yang bisa dipakai berulang kali. ”Gelasnya memiliki tutup dan siswa juga diharuskan memberi nama permanent pada gelas yang mereka miliki,” kata Harsoyo sambil menunjukkan gelas yang berwarna kuning.

Di samping setiap kelas masing juga telah dibuatkan rak-rak untuk menyimpan gelas-gelas yang dibawa siswa. Siswa disarankan mengisi gelas tersebut dengan air minum dari rumah dari pada membeli di sekolah dengan alasan higienis. Namun, jika tidak, siswa tetap diperkenankan membeli air minum di sekolah dengan menggunakan gelas tersebut.

Pemberlakuan peraturan ini disambut cukup bagus oleh para siswa. Terbukti lebih dari 90% siswa memanfaatkan gelas-gelas tersebut untuk minum. Sangat sedikit, menurut pantauan Tunas Hijau, siswa yang tidak membawa gelas plastik bertutup tersebut. Meskipun menurut Harsoyo selama Januari ini masih dijadikan masa sosialisasi penerapan peraturan baru ini. ”Perlahan-lahan seluruh siswa akan diberi pemahaman tentang pentingnya mengurangi sampah yang dihasilkan, terutama jenis sampah plastik,” kata Harsoyo.

Lebih lanjut, menurut Harsoyo, pada penerimaan buku rapor siswa Sabtu ini, masing-masing guru kelas juga akan memberikan pemahaman orang tua siswa tentang perlunya mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan. “Setelah peraturan ini berjalan dengan baik, sekolah akan memberlakukan peraturan serupa untuk mengharuskan siswa membawa piring atau alat makan sendiri dari rumah,” kata Harsoyo.

Sementara itu siswa yang tergabung dalam tim lingkungan hidup sekolah juga terus mengingatkan para pedagang makanan dan minuman di sekitar sekolah untuk mengumpulkan sampah yang dihasilkan. “Hampir setiap hari tim kami mengajak para penjual makanan minuman untuk ikut menjaga kebersihan sekolah kebanggaan kami ini. Caranya dengan membuang sampah selalu pada tempatnya. Kami juga meminta mereka untuk mengingatkan siapa saja khususnya di sekitar sekolah untuk melakukan hal yang sama,” kata Ewik, siswa kelas 6 anggota tim lingkungan hidup. (roni)