Tunas Hijau, Plan dan PKK Surabaya Gelar Workshop Taman Hak Anak

Penampilan drama pendek dari Forum Anak Surabaya (FAS) mengawali Workshop Taman Hak Anak yang diselenggarakan Tunas Hijau bersama Plan Indonesia Surabaya dan PKK Surabaya di Taman Flora Bratang Surabaya pada Minggu (25/1) pagi tadi. Dengan berbekal pakaian ala kadarnya, 6 anggota FAS berhasil menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam drama yang berjudul “Stop Eksploitasi Anak dan Penyalahgunaan Taman Kota”.

Drama berdurasi 15 menit tersebut menceritakan kerasnya kehidupan anak jalanan yang setiap harinya harus menyetorkan sejumlah uang kepada preman yang diperankan oleh Taufan. Iringan lagu dan puisi menambah sedih drama tersebut. Di akhir cerita Taufan, si Preman, terbunuh karena ditusuk pisau salah satu anak jalanan yang tidak terima teman seprofesinya dipukul.

Workshop yang dihadiri sekitar 130 remaja dari berbagai komunitas diantaranya Barza Hotline, KPI, Plan Indonesia dan Tunas Hijau ini membahas tentang pentingnya menghormati pendapat serta hak-hak anak. Seperti yang disampaikan Dipo salah satu anggota FAS, masih banyak anak-anak yang dieksploitasi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya maupun di keluarganya.

Hadir juga Dyah Katarina yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya. Pada kesempatan tersebut, Dyah Katarina berpesan kepada peserta yang hadir bahwa apa yang diperoleh pada workshop ini harus disampaikan kepada masyarakat sekitar. “Kita harus menghargai hak-hak anak dan menghindari perkataan kasar pada anak jika mereka melakukan kesalahan,” kata Dyah Katarina.

Workshop ini juga diisi dengan diskusi antara FAS dengan peserta yang mengangkat tema Hak-Hak Anak. Selama pelaksanaan diskusi ini, berbagai macam pendapat terlontar dari peserta workshop. Dimas, siswa SMA 11 Surabaya misalnya. Menurut Dimas, perlu sikap khusus untuk menyikapi lokasi rumah yang berdekatan dengan tempat lokalisasi.

Selain sharing dengan FAS, peserta juga berkesempatan menyampaikan aspirasi mereka kepada beberapa undangan yang hadir diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Surabaya Taswin, Perwakilan Dinas Kebersihan dan Pertamanan, dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya Dyah Katarina.

Pada workshop ini, beberapa aktivis Tunas Hijau juga berkesempatan berbagi pengalaman mereka selama menjadi melakukan program lingkungan hidup. Seperti pengalaman ketika mendampingi perkampungan yang notabene penduduknya adalah Free Man dalam bahasa Indonesia Preman.

Bukan hanya sharing dengan komunitas lokal, peserta juga berkesempatan melakukan video conference dengan Millicent Bugraff aktivis lingkungan dari Melbourne dan beberapa anak Millennium Kids Australia. Tidak hanya itu, delapan perwakilan siswa SD Al Muslim Wadungasri juga ikut memarakkan workshop ini. Para siswa SD Al Muslim ini membacakan aspirasi anak yang mereka buat pada peringatan Universal Children Day 20 Nopember 2008.

Workshop Taman Hak Anak ini sekaligus menandai peresmian Taman Flora Bratang Surabaya sebagai salah satu Taman Hak Anak yang ada di Surabaya. Peresmian tersebut ditandai dengan penancapan simbolis sign board hak anak oleh Dyah Katarina di awal pelaksanaan workshop. Informasi yang tertulis pada sign board tersebut diantaranya “Setiap Anak Berhak Menyatakan Dan Didengar Pendapatnya” dan “Wujudkan Kampung Ramah Anak”. (adetya/roni)