Wisata Sampah SDN Petemon XIII Surabaya

Mengenalkan masalah sampah tidak harus dengan pelajaran di dalam kelas. Pengenalan itu tentunya lebih mengena dengan peninjauan lapangan ke tempat-tempat yang bernuansa sampah. Seperti yang dilakukan SDN Petemon XIII Surabaya dengan bimbingan Tunas Hijau yang mengajak 30 siswa sekolah itu mengunjungi Lahan Pembuangan Akhir Sampah di Benowo, Surabaya, Jumat (16/1).

Di Lahan Pembuangan Akhir Sampah (LPA) Benowo itu, anak-anak diajak untuk mengetahui akhir dari perjalanan sampah yang mereka hasilkan sehari-hari. Mengingat, selama ini, kebanyakan masyarakat, hanya ingin sampah yang dihasilkan agar cepat pindah dari kita tanpa memikirkan kemana larinya sampah yang dibuang.

Di LPA Benowo, para siswa sekolah di Jl. Simo Sidomulyo XI/7 Surabaya itu tidak hanya melihat truk-truk sampah membuang sampahnya. Anak-anak tidak hanya melihat ribuang pemulung yang berlomba-lomba mencari sampah non organik bernilai jual. Namun, anak-anak itu juga berdialog dengan petugas pengelola LPA Benowo. Disampaikan Suyono, petugas LPA Benowo, bahwa volume sampah yang dibuang ke LPA dengan luas 37 hektar itu adalah 4000-5000 meter kubik. ”4000-5000 meter kubik sampah yang dibuang di LPA ini diangkut dengan sekitar 260 truk sampah,” kata Suyono.

Adanya anak-anak yang menjadi pemulung di LPA Benowo itu menjadi perhatian sendiri para siswa SDN Petemon XIII Surabaya. Para siswa tidak hanya melakukan wawancara seputar sampah dengan pemulung dewasa. Mereka juga mewawancara pemulung anak tersebut. ”Dari wawancara yang kami lakukan dengan pemulung anak itu, kami ketahui bahwa dia sebaya dengan kami, 13 tahun. Dengan 10 hari berduet dengan ibunya mencari sampah plastik di LPA Benowo, dia mendapat uang tiga ratus ribu rupiah,” kata Ewik  Prezkitaputri, siswa SDN Petemon XIII Surabaya peserta wisata sampah.

Setelah ke LPA Benowo, melanjutkan kunjungan ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) Tembok Dukuh Surabaya. Di TPS ini para siswa berdialog dengan salah satu pemulung tentang jumlah sampah yang dibuang warga dari satu kelurahan. ”Di TPS ini, jumlah sampah yang dibuang masyarakat sekitar mencapai 4 gerobak sampah dalam sehari,” kata Kevin Surya, siswa kelas V SDN Petemon XIII Surabaya.

Tujuan terakhir wisata sampah adalah Rumah Kompos dan Taman Flora Bratang. Di Rumah Kompos Bratang, para siswa mendapat penjelasan tentang cara pengolahan sampah organik menjadi kompos secara komunal. Di rumah kompos ini, mereka melakukan pengadukan sampah organik dan pengayakan kompos yang baru jadi.

Ajakan untuk peduli kebersihan dan mengolah sampah pada masyarakat menjadi penutup rangkaian kegiatan wisata sampah mereka. Ajakan itu mereka sampaikan dengan mendatangi setiap pengunjung Taman Flora Bratang sambil menunjukkan poster sampah ukuran A3 yang dibawa dari sekolah. Setiap siswa harus berkampanye pada sedikitnya satu orang. (Roni)