Workshop Lingkungan Hidup di SMA Ciputra Surabaya, Tunas Hijau Ajak Mandiri Pada Suplai Oksigen

Pentingnya pepohonan menjadi isu utama yang diangkat Tunas Hijau pada workshop lingkungan hidup di SMA Ciputra Surabaya, Rabu (14/1). Didampingi dua aktivisnya dari tim hijau SMA Negeri 11 Surabaya, Tunas Hijau mengajak seluruh siswa kelas X SMA Ciputra untuk mandiri dalam suplai oksigen yang dibutuhkan untuk bernafas. “Selama hidupnya, setiap orang membutuhkan 12 pohon besar,” kata aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni di depan sekitar 100 siswa SMA Ciputra Surabaya.

Maka, menurut Zamroni, bila kita belum pernah menanam 12 pohon, berarti kita masih mendapat suplai oksigen dari orang lain atau daerah lain. Dari 12 pohon itu, 4 pohon untuk memastikan suplai oksigen untuk pernafasan. Sedangkan 8 pohon lainnya berfungsi menyerap gas-gas polutan atau gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari dan memastikan suplai air bersih kita. ”Setiap aktivitas kita berdampak pada lingkungan hidup. Kita memakai listrik menghasilkan karbondioksida. Kita bepergian menghasilkan karbondioksida. Kita makan dan minum juga menghasilkan karbondioksida,” kata Zamroni.

Pepohonan tidak hanya penting untuk menyerap air hujan ke dalam tanah. Pepohonan sangat berperan pada penyerapan gas karbondioksida di udara yang menjadi gas rumah kaca terbesar di atmosfer bumi. Pada penyerapan gas karbondioksida ini, pohon menjadi satu-satunya makhluk hidup dan alat di bumi yang bisa melakukannya. Bahkan dengan kemajuan teknologi saat ini, masih tidak ada yang bisa menggantikan peran pohon atau tanaman untuk menyerap karbondioksida dan mengubahnya menjadi oksigen.

Tunas Hijau juga menyampaikan pentingnya peran pohon pada isu nomor 1 abad ini, yaitu pemanasan global dan perubahan iklim. Pepohonan menjadi benteng pertahanan terakhir yang bisa menghambatnya. Tentunya setelah upaya pencegahan lainnya seperti menghemat pemakaian listrik, menggunakan transportasi yang ramah lingkungan hidup dan mengolah sampah dengan tuntas.

Di sesi akhir workshop, dua orang aktivis Tunas Hijau yang juga tim hijau SMA Negeri 11 Surabaya berbagi pengalaman nyata dalam membuat hutan sekolah. ”Di SMA Negeri 11 Surabaya, kami telah berhasil mengubah lahan kosong menjadi hutan sekolah,” kata Anggriyan Permana yang juga ketua tim hijau SMA Negeri 11 Surabaya. Di hutan sekolah itu, menurut Anggriyan, mereka tidak hanya menanam pohon namun juga menyiraminya setiap hari. Selain itu, tim hijau SMA Negeri 11 Surabaya juga melakukan pengolahan sampah di sekolah. (*)