Desa Versus Kota Naik Peringkat III Lagu Favorit EBS FM 105,9

Setelah dua minggu berturut-turut berada di peringkat keenam, lagu “Desa Versus Kota Re-arranged” karya aktivis Tunas Hijau bertahan di peringkat ketiga tangga lagu favorit Local’s Alive. Pengumuman peringkat ini disampaikan Minggu malam tadi (15/2) pukul 18.00-19.00 wib. Local’s Alive adalah acara yang disiarkan setiap hari pukul 18.00 – 19.00 wib di Radio EBS FM Surabaya, The Teenage Spirit Station.

Lagu Desa Versus Kota Re-arranged sudah sebulan ini diputar di acara ini, karena kualitas pesan dan penggarapannya yang bagus.Menanggapi naiknya peringkat Desa Versus Kota Re-Arranged di Radio EBS FM Local’s Alive, Dani Maulana Halim merasa bangga. Menurut Dani, yang basis pada lagu itu, naiknya peringkat lagu itu karena banyaknya sms permintaan yang dikirimkan ke Radio EBS FM 105,9 pukul 18.00-19.00 wib setiap harinya.

Siapapun bisa request lagu ini untuk diputar pada Local’s Alive Radio EBS FM. Caranya sangat mudah, yaitu dengan mengirimkan sms ke nomor 08179991059, ketik l/p(spasi)umur (spasi)nama(spasi)request(spasi)salam. Tarif sms normal. ”Selanjutnya setiap minggu pukul 18.00 – 19.00 wib akan dapat disimak ranking lagu itu selama seminggu terakhir,” kata Dani Maulana Halim.

Lagu Desa Versus Kota Re-arranged adalah lagu yang diaransemen ulang. Lagu ini pertama kali diciptakan oleh Fritska Emilia pada tahun Agustus 2005. Saat itu untuk album lagu lingkungan hidup Lagu Untuk Bumi. Selanjutnya, oleh Fritska, lagu itu diaransemen ulang untuk album lagu Care For the Change pada Nopember 2007.

Album lagu Care For the Change dibuat khusus oleh Fritska Emilia untuk Children Conference on Climate Change 2007 yang diikuti anak-anak dari delapan negara. Aransemen ulang lagu Desa Versus Kota ini melibatkan beberapa remaja aktivis Tunas Hijau yang hobi bermain musik. Mereka adalah Fergie Veranti pada keyboard, Gabung Prasasti pada drum, Fikri Mubarok pada gitar, Achmad Nurcahyo pada gitar dan Dani Maulana Halim pada bass.

Di lagu Desa Versus Kota ini dikisahkan kondisi desa dengan padang hijau penuh pepohonan. Jika diamati ke kanan dan kiri desa itu, terasa udara segar tanpa polusi yang tentunya nyaman untuk ditinggali. Selanjutnya, menurut lagu itu, kita diajak untuk membandingkan dengan kota tempat tinggal kita. Tidak hanya membandingkan, kita juga diajak melakukan penanaman pohon di setiap lahan kosong untuk menciptakan suasana segar seperti di desa. (dani/roni)