Matahari Jangan Disimbolkan Sebagai Sesuatu Yang Menyeramkan Kumpulan Mural Pemanasan Global di SMKN 5 Surabaya

Lomba Mural Pemanasan Global di SMK Negeri 5 Surabaya telah selesai. Program yang berlangsung heboh ini membuat kagum banyak pihak. Termasuk diantaranya adalah dua orang juri yang sehari-harinya adalah dosen. Irfan Wahyudi yang dosen komunikasi UNAIR Surabaya dan Kartika Kusuma Wardhani yang dosen komunikasi visual ITS Surabaya kagum dengan cara penyampaian pesan para peserta.

Begitu kagumnya, ketiga orang juri plus Afif Amrullah, yang desain grafis Tunas Hijau, sempat berencana meminta 10 tim terbaik untuk presentasi hasil karyanya. Namun, rencana ini akhirnya batal, karena dikhawatirkan sudah banyak tim peserta yang pulang setelah merampungkan muralnya.

Namun, dari pelaksanaan lomba mural di SMK Negeri 5 Surabaya ini masih ada pengekspresian yang kurang benar dari banyak tim. “Matahari, oleh banyak peserta, masih sering dianggap sebagai musuh bumi. Matahari masih sering dianggap sebagai penyebab utama dari pemanasan global. Padahal, penyebab utamanya adalah ulah manusia. Kesan ini nampak dari cukup banyak mural yang menyimbolkan matahari sebagai sesuatu yang menyeramkan,” kata Irfan Wahyudi, dosen komunikasi UNAIR Surabaya.

Selain itu, menurut Kartika Kusuma Wardhani, banyak mural peserta yang masih hanya mengkritisi. ”Mural sebaiknya disisipkan pesan upaya proaktif yang bisa dan harus dilakukan masyarakat. Ini karena sebenarnya ada perbedaan yang mencolok dari seni mural jika dibandingkan dengan seni graffiti,” kata dosen komunikasi visual Kartika Kusuma Wardhani.Karena luar biasanya karya-karya mural yang dibuat oleh peserta lomba mural di SMK Negeri 5 Surabaya, pada web ini, Tunas Hijau menampilkan seluruh karya mural yang telah didokumentasikan . (roni)