SDN Mangunharjo VI Kota Probolinggo Dengan Paguyuban Kelas Yang Membantu Program Lingkungan Hidup Di Sekolah

Sangat sedikit sekolah yang melibatkan penuh semua orang tua siswa untuk mendukung operasional kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kebanyakan sekolah hanya melibatkan sebagian orang tua yang pada kepengurusan komite sekolah. SDN Mangunharjo VI di Jl. Basuki Rahmat 22 Kota Probolinggo termasuk sekolah yang melibatkan penuh seluruh orang tua siswa. Sekolah menghimpun seluruh orang tua siswa dengan wadah paguyuban kelas. Paguyuban kelas kini menjadi wujud kepedulian orang tua pada anak-anaknya di sekolah. Kesan ini didapat pada peninjauan tim Evaluasi Adiwiyata Jawa Timur, Kamis (26/2).

Paguyuban kelas bahkan rutin mengadakan pertemuan tiap 3 bulan sekali. Hampir semua orang tua siswa hadir pada tiap pertemuan yang diadakan. Kalau orang tua berhalangan hadir, biasanya diwakilkan pada anaknya yang sudah dewasa. Kalau semua keluarga siswa juga tidak bisa hadir, maka orang tua biasanya mencari informasi hasil pertemuan tersebut pada guru kelas keesokan harinya.

Pertemuan rutin paguyuban kelas tidak hanya untuk saling kenal satu dengan lainnya. Lebih dari itu, pertemuan rutin atas inisiatif para orang tua ini membahas bermacam peristiwa yang terjadi di kelas anak mereka. Biasanya, dari pertemuan itu selalu ada sumbangsih yang diberikan paguyuban kelas masing-masing. Bentuknya bermacam-macam, sesuai kebutuhan. Ada yang langsung menyediakan peralatan kebersihan kelas. Ada yang menyumbang beberapa sandal untuk keperluan siswa. Bahkan ada yang menyumbang whiteboard dan bangku sekolah.

SDN Mangunharjo VI Kota Probolinggo juga termasuk sekolah yang mengolah sampah cukup tuntas. Meski tidak semua sampah terolah di sekolah. Setidaknya pembatasan jenis barang yang boleh dibawa ke sekolah sudah lama dilakukan. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos juga telah dilakukan. Pengolahan ini dengan mencampurkan larutan mikroorganisme EM4. Para siswa yang tergabung dalam tim hijau melakukannya setiap Rabu sore hari.

Bermacam program lingkungan hidup telah dilakukan sekolah. Ada pemilihan Kang dan Yuk Adiwiyata 2008 yang terbuka bagi seluruh siswanya. Pada pemilihan ini siswa yang menjadi peserta diminta mengenakan pakaian dengan asesoris daur ulang. Peserta lantas diminta berkampanye tentang isu lingkungan hidup yang sedang ramai di masyarakat. Sepasang siswa putra dan putri yang terbaik layak mendapatkan penghargaan sebagai Kang dan Yuk Adiwiyata 2008.

Tingginya permukaan air di dalam tanah menjadi kendala sekolah ini untuk menambah pepohonan pelindung. Seringkali pepohonan pelindung yang ditanam pertumbuhannya sangat lambat. Namun, kondisi ini tidak menjadi alasan untuk berhenti menghijaukan sekolah. Caranya, sekolah mengharuskan setiap kelas memiliki tanaman di dalam kelas masing-masing. Setiap kelas juga diharuskan membuat dan merawat taman dengan aneka tanaman hias di depan kelasnya masing-masing. Bahkan setiap siswa juga diminta membawa tanaman pot dari rumah untuk diasuh di sekolah.

Program lingkungan hidup menjadi program unggulan di sekolah ini. Bahkan seluruh warga sekolah tahu apa yang harus dilakukan untuk peduli lingkungan hidup dengan ikhlas. Setidaknya dengan selalu merawat tanaman yang ada dan tidak membiarkan sampah berserakan. Panduan peduli lingkungan hidup ini seperti tertulis pada syair mars Adiwiyata sekolah. Maklum, setiap Senin selesai upacara, mars Adiwiyata ini selalu dinyanyikan bersama-sama.

Biasanya, setelah menyanyikan mars ini, para siswa langsung berlarian berburu sampah yang masih tidak pada tempatnya. Mereka juga berlarian untuk memastikan tidak ada tanaman layu. Ikrar hidup bersih juga rutin dibacakan seluruh warganya. Biasanya ikrar ini dibaca setiap Selasa dan Kamis pagi hari menjelang masuk kelas. Sementara itu, setiap Rabu dan Jumat sebelum pelajaran pertama, para siswa dan guru rutin melakukan kerja bakti membersihkan sekolah dan penyiraman tanaman. (roni)