SMP Negeri 5 Kota Malang Dengan Agen Rahasia Lingkungannya
Ingin tahu cara kerja lembaga intelijen atau agen rahasia? Coba saja mengunjungi SMP Negeri 5 Kota Malang. Di sekolah ini, sejak akhir tahun 2008, dibentuk polisi lingkungan hidup. Cara kerjanya menyerupai cara kerja agen rahasia. Agen rahasia di sekolah ini dibentuk tidak untuk menghukum warga sekolah yang tidak peduli lingkungan hidup. Namun, tugas polisi lingkungan atau agen rahasia di SMP Negeri 5 Kota Malang ini melaporkan setiap ada warga sekolah yang melakukan pelanggaran lingkungan hidup.
Uniknya, masing-masing anggota polisi lingkungan hidup di sekolah ini tidak tahu siapa anggota polisi lingkungan hidup rahasia. ”Kami sama sekali tidak tahu siapa saja polisi lingkungan hidup yang telah ditentukan sekolah,” kata Putri Lingkungan Hidup Malang Raya 2008 Kurnia Syafitri, siswa kelas 8 SMP Negeri 5 Kota Malang.
Dikatakan Kurnia Syafitri bahwa seluruh polisi lingkungan hidup SMP Negeri 5 Kota Malang tidak pernah dikumpulkan bersama-sama. ”Masing-masing polisi lingkungan hidup di sekolah ini punya buku laporan kejadian sendiri-sendiri. Satu polisi lingkungan tidak bisa mengetahui laporan kejadian yang dibuat oleh polisi lingkungan lainnya,” kata Kurnia Syafitri. Bahkan, ketika didesak Tunas Hijau, Kurnia Syafitri pun tidak berani mengatakan apakah dirinya anggota polisi lingkungan atau tidak.
Pembentukan polisi lingkungan hidup di SMP Negeri 5 Kota Malang ini didasari masih sering dijumpainya pelanggaran lingkungan hidup. Pelanggaran lingkungan hidup itu, menurut Kurnia Syafitri, biasanya dilakukan oleh siswa. ”Jenis pelanggaran yang dilakukan pun bermacam-macam. Ada yang membuang sampah sembarangan. Ada yang merusak tanaman. Ada pula yang tidak sengaja merusak tempat sampah atau mengotori dinding,” kata Putri Lingkungan Hidup Malang Raya 2008, yang biasa bertugas menjadi pemandu tamu sekolah.
Namun, jangan pernah menyamakan SMP Negeri 5 Kota Malang dengan sekolah negeri pada umumnya. Di sekolah ini, dengan lahan yang luas, hampir tidak ada lahan kosong yang tidak termanfaatkan. Di setiap sudut sekolah selalu ada tanaman yang beraneka macam jenisnya. Bahkan pembibitan tanaman anggrek sudah lama dilakukan di sekolah ini. Malahan, anggrek dijual di sekolah ini. Uang hasil penjualan digunakan untuk menambah anggaran program lingkungan hidup.
Taman-taman sangat banyak ditemukan di SMPN 5 Kota Malang ini. Label dari taman-taman itu tidak lagi taman sekolah, namun labelnya sudah taman kelas. Ini karena setiap kelas memiliki taman. Kelas yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap kelestarian tamannya. Meskipun hampir setiap taman kelas berada tidak di dekat ruangan kelas yang bersangkutan. Namun, jangan harap bisa menemukan ada tanaman yang tidak terawat di taman-taman itu.
Tentang kantin sekolah, sekolah di Jl. WR Supratman 12 Kota Malang ini jagonya. Tidak sembarangan makanan dan minuman bisa dijual di kantin sekolah. Semua makanan dan minuman yang dijual di kantin harus memenuhi standar gizi yang ditentukan sekolah. Kadar gizi makanan dan minuman yang dijual pun dipasang di sudut kantin. ”Penjual kantin sekolah juga tidak boleh dengan seenaknya menambah menu makanan atau minuman. Untuk pengecekan gizi makanan dan minuman, sekolah bekerjasama dengan dinas kesehatan Kota Malang,” kata Dania, siswa kelas 8 yang biasa menjadi pemandu.
Untuk pengolahan sampah yang dihasilkan di sekolah, upaya nyata terus menerus dilakukan. Selain penyediaan tempat sampah terpisah organik dan non organik, sekolah juga mengolah lebih lanjut sampah organik. Sampah organik yang ada diolah menjadi pupuk kompos dengan menggunakan tong komposter. Pengolahan sampah juga tidak melulu dilakukan oleh tim sampah atau tim lingkungan hidup. Setiap siswa bahkan dilibatkan pada pegolahan sampah yang ada di sekolah. Biasanya pada pelajaran lingkungan hidup yang diberikan 2 jam pelajaran tiap minggu.
Sementara itu, pesan moral banyak terpasang di dinding-dinding sekolah yang mendapat predikat sekolah Adiwiyata Nasional ini. Pesan moral itu banyak temanya. Ada yang tentang anti narkoba dan budi pekerti manusia. Namun, tidak jarang pesan moral itu tentang pentingnya lingkungan hidup yang lestari untuk kehidupan umat manusia. Semua pesan itu dibuat permanen di dinding-dinding sekolah. Ada juga pesan moral pada papan yang digantung. (nizam/roni)