Tunas Ajak Kepala SMA dan SMK se Surabaya Ciptakan Budaya Ramah Lingkungan Hidup di Sekolah
Tunas Hijau menjadi narasumber pada rapat kerja (raker) kepala SMA dan SMK se-Surabaya, Selasa (24/3). Pada raker ini Tunas Hijau mengajak lebih dari 200 kepala SMA dan SMK se Surabaya itu untuk membentuk budaya ramah lingkungan hidup di sekolah yang dipimpinnya. Dengan budaya ramah lingkungan hidup ini, maka sekolah secara berkesinambungan akan terus melaksanakan program nyata untuk lingkungan hidup. Tentunya tidak hanya saat akan mengikuti lomba saja.
Dikatakan Zamroni, aktivis senior Tunas Hijau, saat ini bumi tercinta sedang “sakit“ perubahan iklim. Dengan perubahan iklim ini, bumi menjadi terasa tidak nyaman untuk tempat tinggal. Di Australia Barat misalnya. Pada Mei 2007, beberapa aktivis Tunas Hijau ke Australia Barat, khususnya di kota Perth. Rombongan anak-anak Tunas Hijau sempat dibuat kaget dengan dijumpainya pasir timer 3 menit di kamar mandi rumah masyarakat Perth, Australia.
Pasir Timer 3 menit itu adalah inisiatif masyarakat Australia Barat, khususnya kota Perth, untuk membatasi penggunaan air mengalir untuk mandi hanya maksimal 3 menit. Ini mereka lakukan, karena sejak tahun 2005 Australia Barat tidak mendapatkan hujan. Yang ada hanya gerimis yang tidak lebih dari 15 menit. Dengan gerimis pendek ini, tentunya sedikit atau bahkan tidak ada air hujan yang meresap ke dalam tanah. Dampaknya, dam, danau dan sumber air lainnya di Australia Barat menjadi menipis persediaannya. Sementara itu di beberapa kota/kabupaten di Indonesia, air hujan turun dengan sangat berlimpah hingga tidak bisa dimanfaatkan, yaitu banjir.
Dengan fenomena itu, Tunas Hijau lantas mengajak meniru beberapa sekolah yang menerapkan budaya lingkungan hidup di sekolahnya. Di SMP Negeri 5 Kepanjen Kabupaten Malang misalnya. Di sekolah ini, tiap bulan diadakan lomba kebersihan dan keindahan kelas. Tropi bergilir disediakan bagi kelas pemenang setiap bulannya. Di sekolah ini juga dilaksanakan program kerja bakti khusus orang tua siswa tiap tiga bulan sekali. Bagi orang tua yang berhalangan hadir, maka harus menggantikan pada saudara tertua. Bila ternyata masih berhalangan, maka jadwal kerja bakti harus diganti bulan selanjutnya. (roni)