Kunjungi SD Al Muslim, 19 Mahasiswa Malaysia Disuguhi Tarian Bandeng Nener Peduli Lingkungan Hidup

Tarian bandeng nener dipertontonkan para siswa SD Al Muslim Wadung Asri menyambut kedatangan 19 mahasiswa International Islamic University (IIU) Malaysia, Kamis (23/4), di hall sekolah tersebut. Bedanya, tarian bandeng nener yang biasanya hanya menceritakan tarian anak-anak bandeng yang riang gembira karena hasil panen ikan yang banyak. Namun, tarian bandeng nener yang diperagakan oleh para siswa SD Al Muslim menceritakan tentang kepedulian pada lingkungan hidup. Maklum, SD Al Muslim Wadung Asri adalah nominasi sekolah Adiwiyata Nasional.

Ajakan untuk peduli lingkungan hidup pada tarian bandeng nener disimbolkan dengan kostum menari yang digunakan. Kalau biasanya kostum menari hanya kerincing (gelang pada kaki yang menimbulkan bunyi) dan selendang, maka pada tarian kreasi SD Al Muslim ini beda. Kostum menari yang digunakan adalah sapu dan sekop sampah. Gerakannya pun merupakan paduan gerakan orang-orang yang sedang bersih-bersih sampah. Maklum, ajakan yang ingin disampaikan adalah peduli pada sampah dengan tidak membiarkan ada sampah dibuang sembarangan.

Namun, tarian yang diperagakan menyambut kedatangan 19 mahasiswa IIU Malaysia ini tidak menggunakan kostum semestinya. Yaitu tanpa hiasan dua bandeng di kepala para penarinya, yang biasanya dibuat menggunakan plastik bekas. Kostum identik yang digunakan hanya sapu dan sekop sampah. Maklum, keinginan untuk menampilkan tarian ini muncul hanya dua jam sebelum tamu dari Malaysia datang. Minimnya kostum yang digunakan penari tersebut tidak mengurangi makna ajakan peduli lingkungan hidup yang ingin disampaikan.

Sementara itu, kunjungan tamu-tamu Tunas Hijau di SD Al Muslim dimanfaatkan sekolah itu untuk mempromosikan program lingkungan hidup yang dilakukan. Mulai pemilahan sampah hingga bercocok tanam dan upaya daur ulang sampah dijelaskan pada rombongan tamu itu. “Sekolah Al Muslim adalah sekolah yang berkeinginan mencetak generasi penerus bangsa yang menjadi pemimpin di muka bumi yang bermanfaat bagai alam semesta,” kata Sari, salah satu guru Green Education SD Al Muslim, pada paparannya.

Ditambahkan Sari bahwa pemilahan sampah dilakukan menjadi tiga jenis, yaitu sampah plastik, kertas dan organik. “Penempatan tiga jenis tempat sampah plastik, kertas dan organik dilakukan di tiap kelas. Guru kelas mengontrol perilaku siswa kelasnya setiap hari. Selanjutnya sampah dipindahkan ke tempat penampungan sementara sesuai jenisnya sebelum dipindahkan ke recycling center di dekat gerbang sekolah,” kata Sari. Setelah penjelasan ini beberapa siswa nampak meminta rombongan mahasiswa tamu itu membuang sampah sisa kue menurut jenis sampahnya.

Kunjungan tamu Tunas Hijau di SD Al Muslim kemudian dilanjutkan dengan acara bercocok tanam dan panen bersama. Kegiatan ini dilakukan di kebun sekolah. Sebelum melakukan kegiatan, seluruh rombongan diminta membuka sepatu dan kaos kaki masing-masing. Tanaman sayuran yang dipanen oleh rombongan Malaysia ini adalah bayam dan kangkung. Sedangkan tanaman yang ditanam oleh rombongan ini adalah kacang tanah. Pada kegiatan bercocok tanam dan panen bersama ini, rombongan Malaysia didampingi oleh para siswa yang memang sudah sering melakukannya.

Sebelum berkunjung ke SD Al Muslim, 19 mahasiswa IIU Malaysia tamu Tunas Hijau ini diajak melakukan kunjungan ke kampong Surabaya Green & Clean di Gundi. Di kampung ini mereka diajari cara mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan keranjang komposter. Mereka juga diajari cara memanfaatkan sampah non organik khususnya sampah plastik menjadi barang kerajinan tangan. Barang yang dihasilkan tersebut adalah barang yang bisa digunakan sehari-hari, seperti tas dan dompet.

Ramah tamah dengan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya Dyah Katarina, istri wali kota Surabaya, juga dilakukan rombongan tamu Tunas Hijau ini. Pada ramah tamah yang dilakukan di rumah dinas wali kota Surabaya ini, Dyah banyak menjelaskan tentang masyarakat Surabaya dulu dan saat ini. Dyah juga menjelaskan peran penting kaum perempuan dalam pembangunan Kota Surabaya. Program-program PKK Kota Surabaya juga tidak lupa dijelaskan oleh Dyah Katarina pada rombongan tamu ini.

Selain itu, rombongan tamu yang datang di Surabaya pada Minggu (19/4) juga menyempatkan mengunjungi studio JTV di Graha Pena Surabaya. Selain berkunjung ke JTV, kunjungan ke kantor redaksi koran Jawa Pos juga dilakukan di gedung Graha Pena Jawa Pos Surabaya itu. Kegiatan bersama komunitas lingkungan hidup mahasiswa sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya English Green Squad dilakukan rombongan Malaysia itu. Begitu juga dengan diskusi bersama perwakilan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya juga dilakukan rombongan Malaysia. (roni)