Lima Mural Lingkungan Hidup Dibuat Anak-Anak Tembagapura, Papua

Hawa sejuk ketinggian 3200 meter di atas permukaan laut (dpl) mengiringi enam puluh siswa SD dan SMP YPJ Tembagapura, Papua saat membuat lukisan mural dengan tema lingkungan hidup, Sabtu (4/4). Bertempat di arena bermain Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) Tembagapura, kolaborasi puluhan siswa yang berasal dari kelas IV, V, VII dan VIII berhasil menyelesaikan lima lukisan mural yang penuh makna tentang pelestarian lingkungan hidup. Kelima mural tersebut selesai dibuat dalam kurun waktu 4 jam. Program ini kerjasama Tunas Hijau kids & young people do actions for a better earthyang bermarkas di Surabaya dan Sekolah YPJ Tembagapura.

Kelompok 4 misalnya, yang salah satu anggotanya ialah Ainunnisa Zsazsa Fitria siswa kelas 8. Kelompok ini menggambarkan pegunungan yang alami. Gambar lainnya adalah hutan gundul tadi yang menjadi menjadi suatu kota yang penuh asap. “Pada gambar terakhir di mural ini, kelompok kami mengekspresikan bumi yang dikelilingi bencana-bencana yang terjadi. Bencana-bencana tersebut seperti tanah longsor, es di kutub mencair dan beruang bingung mencari tempat tinggal. Kelompok kami juga menuliskan satu pesan, yaitu Selamatkan Bumi Kit,” kata Ainunnisa Zsazsa Fitria.

Berbeda dengan kelompok 4. Kelompok 1 yang diantaranya adalah Iriance Tabuni dan Januarius Diwitau lebih banyak mengekspresikan kondisi lingkungan hidup di Papua. Mural di kelompok ini menggambarkan pegunungan yang kotor, sungai yang kotor yang berwarna hitam dan gubuk-gubuk kecil yang dibuat oleh pendulang emas. “Kelompok kami melukiskan banyaknya pohon yang ditebang secara liar dan banyak asap dimana-mana akibat industri. Sedangkan gambar yang kedua melukiskan kondisi alam Papua yang masih asri dengan banyak pepohonan, sungai bersih dan jernih dengan banyak rumah adat Papua,“ kata Iriance Tabuni.

Sementara itu kelompok 3 yang salah satu anggotanya ialah Aniah Fauziah menggambarkan kota Tembagapura yang banyak terdapat barak-barak dan bangunan lainnya. “Kami ingin kota Tembagapura bebas dari sampah karena tidak ada lagi orang yang membuang sampah sembarangan,“ kata Aniah. Sedangkan kelompok 2 yang dipimpin oleh Sri Oktaviana menggambar bumi yang sedang berlari karena dikejar oleh asap-asap. “Asap-asap itu akibat dari industri dan pembakaran hutan. Kami juga menuliskan pesan lingkungan AVOID PAPUA FROM POLLUTION,” kata Sri Okraviana.

Sebelumnya, Jumat (3/4), Tunas Hijau yang menjadi koordinator Art Miles untuk Indonesia memberikan pembekalan tentang maksud dan tujuan dari pelaksanaan mural tersebut. Sebelum pembekalan tersebut, terlebih dahulu Tunas Hijau membagi peserta menjadi lima kelompok. Anggota kelompok tersebut merupakan perpaduan siswa SD dan SMP YPJ Tembagapura. Proses pembekalan tersebut juga diisi dengan diskusi antar kelompok menentukan konsep mural yang akan mereka buat. Beberapa contoh mural yang dibuat anak-anak dari beberapa Negara juga disampaikan pada pembekalan ini.

Sementara itu, program ini adalah rangkaian kegiatan mural internasional di Indonesia. Beberapa kota di Indonesia menurut rencana akan menjadi tempat penyelenggaraan mural bertema lingkungan hidup. Diantara kota-kota yang menjadi target kami adalah Surabaya, Gresik, Malang, Jakarta, Makassar, Medan, Sumbawa dan Mimika. Selanjutnya, pada September 2010 di Mesir, karya mural dari seluruh dunia akan dipamerkan. Pameran ini akan digelar dalam rangka puncak dekade perdamaian dunia. (nizam/adetya/afif/roni)