Meski Diserbu Ulat Bulu, Sekolah Tetap Mempertahankan Pohon Pelindung Yang Ada
Sudah 2 minggu ini, siswa SDN Kandangan III Surabaya merasa tidak nyaman ketika duduk di bawah pohon katapang yang ada di halaman sekolah. Padahal tempat tersebut merupakan tempat favorit bagi banyak siswa. Ketidaknyamanan itu disebabkan oleh ulat-ulat bulu yang muncul sejak beberapa minggu kemarin dari pohon tersebut. Tunas Hijau yang memantau perkembangan program lingkungan hidup di sekolah ini, Rabu (15/4), sempat dibuat kaget oleh ulat-ulat bulu tersebut.
Menurut Siti Chomariatun guru kelas I SDN Kandangan III, fenomena munculnya ulat-ulat bulu berwarna hijau ini diawali dengan gugurnya daun-daun pohon ketapang. Selama beberapa minggu sebelum muncul ulat-ulat tersebut, sekolah sempat kebingungan akibat banyak daun yang jatuh dari pohon ketapang. “Sehari hampir 3 kali anak-anak dan petugas memunguti daun-daun yang jatuh,” ujar Siti.
Bahkan ketika SDN Kandangan III Surabaya dijadikan tempat pemungutan suara pada pemilu caleg pada 9 April 2009, ada kejadian menarik. Kejadiannya ketika beberapa orang yang antri untuk mencontreng duduk-duduk di bawah pohon ketapang. Beberapa menit sebelum kekacauan akibat ulat terjadi, beberapa orang pengantri mengeluh badannya gatal-gatal. Hal itu ditanggapi biasa oleh pengantri yang lain. Namun kekacauan mulai nampak ketika salah seorang pengantri dijatuhi ulat dari atas pohon sehingga beberapa pengantri yang lain berteriak “Ulat, ulat, ulat bulu”.
Sikap pimpinan SDN Kandangan III Surabaya ini patut ditiru sekolah lain. Sikap yang dimaksud adalah tetap menyayangi dan mempertahankan pohon tersebut dengan tidak menebangnya. Hal itu dilakukan karena pohon tersebut sangat bermanfaat sebagai kanopi atau naungan sebagian halaman sekolah. Pohon tersebut juga memiliki nilai sejarah karena pohon tersebut merupakan pohon besar pertama yang ditanam di SDN Kandangan III Surabaya. Sampai saat ini pihak sekolah melakukan perampingan ranting-ranting pohon yang terlihat banyak ulat.
Sementara itu, SDN Kandangan III Surabaya telah menentukan 10 wakil mereka yang akan dilibatkan dalam ajang penganugerahan pangeran dan putri lingkungan hidup. Kesepuluh siswa tersebut berasal dari siswa kelas IV dan V. Selain mempersiapkan wakilnya beraksi pada program penganugerahan tersebut, SDN Kandangan III Surabaya juga mempersiapkan diri pada program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup atau Sekolah Adiwiyata nasional yang memasuki tahun kedua. (adetya)